Nusantaratv.com - Kedutaan Besar (Kedubes) Amerika Serikat (AS) di Moskow mendesak warganya untuk segera meninggalkan Rusia.
Pihak Kedubes juga meminta kepada warga AS menahan diri untuk tidak melakukan perjalanan ke Negara Beruang Merah itu.
Dalam peringatan keamanan yang diterbitkan di situs web-nya, Kedubes AS merilis peringatan kepada warga AS yang juga memiliki kewarganegaraan Rusia.
"Rusia dapat menolak untuk mengakui kewarganegaraan ganda AS, menolak akses mereka ke bantuan konsuler AS, mencegah keberangkatan mereka dari Rusia, dan wajib militer berkewarganegaraan ganda untuk dinas militer," sebut peringatan tersebut, dikutip dari Anadolu Agency, Kamis (29/9/2022).
Kedubes AS di Moskow mengaku kemampuannya membantu warga AS di Rusia sangat terbatas saat ini, namun rute darat dengan mobil dan bus masih terbuka. Mereka khawatir situasinya semakin memburuk di kemudian hari.
Saat ini terdapat kebijakan wajib militer bagi warga Rusia. Hal itu membuat warga di sana 'kabur' ke negara-negara tetangga Rusia, termasuk Eropa.
"Jika Anda ingin meninggalkan Rusia, Anda harus membuat pengaturan independen sesegera mungkin. Kedutaan Besar AS memiliki keterbatasan yang parah pada kemampuannya untuk membantu warga AS, dan kondisi ini, termasuk pilihan transportasi, tiba-tiba mungkin menjadi lebih terbatas. Warga AS tidak boleh bepergian ke Rusia dan mereka yang tinggal atau bepergian di Rusia harus segera meninggalkan Rusia sementara pilihan perjalanan komersial terbatas tetap ada," kata Kedubes AS.
Pada 21 September lalu, Presiden Rusia Vladimir Putin mengumumkan tentang mobilisasi militer parsial di Rusia. "Kita berbicara tentang mobilisasi parsial, yaitu warga negara yang memenuhi syarat saat ini akan dikenakan wajib militer, dan mereka yang bertugas di angkatan bersenjata dengan spesifikasi militer tertentu serta pengalaman yang relevan," kata Putin dalam pidato pengumumannya.
Putin mengatakan, keputusan untuk mobilisasi parsial bertujuan untuk melindungi Rusia dan seluruh rakyatnya. "Ini untuk melindungi tanah air kita, kedaulatan dan integritas teritorialnya, guna memastikan keamanan rakyat kita dan orang-orang di wilayah yang dibebaskan," ucapnya.
Kata-kata 'wilayah yang dibebaskan' yang disinggung Putin dalam pernyataannya mengacu pada wilayah Ukraina yang kini sudah berada di bawah kontrol pasukan Rusia. Konflik Rusia-Ukraina sudah berlangsung selama tujuh bulan. Belum ada tanda-tanda kedua negara akan terlibat dalam negosiasi perdamaian maupun gencatan senjata.




Sahabat
Ntvnews
Teknospace
HealthPedia
Jurnalmu
Kamutau
Okedeh