Nusantaratv.com - Cuaca ekstrem diperkirakan terjadi saat puncak ibadah haji, khususnya saat wukuf di Arafah pada 9 Dzulhijjah 1446 H atau 5 Juni 2025.
Suhu udara diprediksi bisa mencapai 50 derajat Celsius. Dirjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah, Hilman Latief, mengimbau para jemaah haji agar tidak keluar dari tenda tanpa keperluan mendesak.
"Kementerian Haji dan Umrah Kerajaan Saudi Arab berpesan, bahwa pada saat puncak haji nanti panasnya masih tinggi, dan bahkan lebih tinggi dari pada hari ini. Karena itu, jemaah diminta tidak keluar tenda tanpa ada kebutuhan khusus, karena memang kita harapkan jemaah bisa terhindar dari heatstroke, serangan panas, itu berbahaya," ujar Hilman saat meninjau persiapan fasilitas di Arafah, Muzdalifah, dan Mina (Armuzna), Senin (26/5/2025).
Untuk kenyamanan jemaah selama wukuf, tenda-tenda telah dilengkapi kasur, bantal, selimut, serta AC. Hilman menyarankan agar jemaah memanfaatkan waktu di tenda untuk berdoa, berzikir, atau membaca Al-Qur'an.

Suasana di Arafah. (Foto: Istimewa/Kemenag)
Menjelang pelaksanaan rangkaian ibadah Armuzna, jemaah haji, terutama lansia dan penyandang disabilitas, diminta menjaga kebugaran fisik serta mengurangi aktivitas berat.
Mereka disarankan lebih banyak beribadah di hotel agar tetap kuat menjalani puncak haji. Hilman juga menyebutkan jadwal melempar jumrah akan disusun secara rinci demi kenyamanan dan keamanan jemaah.
"Tentu saja ada berbagai modifikasi diupayakan demi keamanan dan keselamatan jemaah," tukasnya.
Dalam kunjungan tersebut, Hilman didampingi Direktur Bina Haji Musta'in Ahmad, Ketua PPIH Arab Saudi Muchlis Hanafi, Kepala Daker Makkah Ali Machzumi, serta Ketua Tim Monev Saiful Mujab.




Sahabat
Ntvnews
Teknospace
HealthPedia
Jurnalmu
Kamutau
Okedeh