Soal Serangan Israel ke Gaza, Mayoritas Warga Amerika Serikat Kini Menentang

Nusantaratv.com - 28 Maret 2024

Pemandangan menunjukkan rumah dan bangunan hancur akibat serangan Israel, di Jabalia di Jalur Gaza utara, 11 Oktober 2023. (Foto: Anas al-Shareef/Reuters)
Pemandangan menunjukkan rumah dan bangunan hancur akibat serangan Israel, di Jabalia di Jalur Gaza utara, 11 Oktober 2023. (Foto: Anas al-Shareef/Reuters)

Penulis: Adiantoro

Nusantaratv.com - Jajak pendapat Gallup yang dirilis Rabu (27/3/2024), menunjukkan mayoritas warga Amerika Serikat (AS) kini tidak menyetujui tindakan militer Israel ke Jalur Gaza.

Temuan Gallup sebelumnya menyebutkan separuh warga AS menyetujui operasi Israel di Gaza, sementara 45 persen tidak menyetujuinya. Temuan terbaru ini tentu saja merupakan perubahan besar dibandingan dengan yang terjadi pada November.

Dilansir dari Anadolu Agency, berdasarkan hasil survei terbaru pada 1-20 Maret, persetujuan telah turun dari 50 persen menjadi 36 persen sejak November, sementara 55 persen saat ini tidak setuju.

Sebanyak 74 persen orang dewasa AS mengatakan mereka mengikuti berita tentang kondisi Israel-Hamas dengan cermat, serupa dengan 72 persen yang diukur Gallup pada November. Sepertiga orang AS (34 persen) mengatakan mereka mengikuti situasi ini dengan sangat cermat.

Ketiga kelompok partai besar di AS menjadi "kurang mendukung" tindakan Israel di Gaza dibandingkan pada November. Hal ini mencakup penurunan dukungan sebesar 18 poin persentase di kalangan Demokrat dan independen, serta penurunan tujuh poin di kalangan Partai Republik.

"Partai independen telah berubah dari pandangan mereka yang terpecah mengenai aksi militer Israel menjadi menentangnya. Partai Demokrat, yang sebagian besar menentangnya pada November, bahkan kini semakin menentang, dengan 18 persen menyetujui dan 75 persen tidak menyetujui."

"Partai Republik masih mendukung upaya militer Israel, namun mayoritas yang berkurang - 64 persen, turun dari 71 persen - sekarang menyetujuinya," demikian temuan jajak pendapat tersebut.

Perubahan opini publik AS terjadi ketika Washington secara lebih terbuka mengungkapkan rasa frustrasinya terhadap sekutunya, Israel.

Awal pekan ini, Dewan Keamanan (DK) Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mengeluarkan resolusi yang menuntut gencatan senjata segera di Gaza pada bulan Ramadan. 

AS abstain dalam pemungutan suara tersebut serta tidak menggunakan hak vetonya. Hal ini memicu pembatalan kunjungan penasihat senior Perdana Menteri (PM) Israel Benyamin Netanyahu ke Gedung Putih.

Israel telah melancarkan serangan militer mematikan di Jalur Gaza sejak serangan lintas batas oleh kelompok militan Palestina Hamas pada 7 Oktober yang menewaskan sekitar 1.139 warga Israel.

Kementerian Kesehatan Gaza mengungkapkan, serangan brutal Israel itu juga telah menewaskan sedikitnya 32.490 warga Palestina dan melukai 74.889 lainnya. Blokade total Israel terhadap bantuan kemanusiaan ke Gaza juga menyebabkan kematian akibat kelaparan terutama di wilayah utara Gaza.

Selain itu, perang Israel telah menyebabkan 85 persen penduduk Gaza terpaksa mengungsi di tengah kekurangan makanan, air bersih, dan obat-obatan, sementara sebagian besar infrastruktur di wilayah kantong tersebut hancur.

Dapatkan update berita pilihan terkini di nusantaratv.com. Download aplikasi nusantaratv.com untuk akses berita lebih mudah dan cepat melalui:



0

(['model' => $post])