Putra Mahkota MbS Dilantik jadi PM Saudi

Putra Mahkota MbS Dilantik jadi PM Saudi

Nusantaratv.com - 28 September 2022

Putra Mahkota Mohammed bin Salman (MbS)/ist
Putra Mahkota Mohammed bin Salman (MbS)/ist

Penulis: Ramses Manurung

Nusantaratv.com - Putra Mahkota Mohammed bin Salman (MbS) resmi dilantik sebagai Perdana Menteri (PM) oleh Raja Arab Saudi Salman bin Abdulaziz, pada Selasa (27/9/2022). 

Diketahui, MbS sebelumnya menjabat sebagai menteri pertahanan sekaligus pemimpin de facto Arab Saudi.

Seorang pejabat Saudi mengatakan peran MbS sebagai PM bakal sejalan dengan tugas yang diberikan Raja kepadanya.

Beberapa tugas itu termasuk menjadi perwakilan Saudi dalam kunjungan asing dan menjadi tuan rumah pertemuan yang diselenggarakan kerajaan.

"Yang Mulia Putra Mahkota [MbS], berdasarkan perintah raja, telah memantau badan eksekutif utama negara sehari-hari, dan peran barunya sebagai perdana menteri berada dalam konteks tersebut," ujar pejabat itu.

Britannica menyebut, PM Arab Saudi bertugas memimpin Dewan Menteri. Dewan tersebut bertanggung jawab atas urusan eksekutif dan administratif Arab Saudi, seperti kebijakan asing dan dalam negeri, pertahanan, finansial, kesehatan, dan edukasi.

Direktur Program Timur Tengah di Pusat Strategis dan Studi Internasional (CSIS), Jon Alterman, menilai bahwa penunjukan MbS sebagai PM tak bakal memberikan perubahan besar dalam kebijakan Saudi.

"Langkah ini menunjukkan status quo, di mana dia mengarahkan agenda para menteri dan berkoordinasi di antara mereka," kata Alterman.

"Itu mungkin berhubungan dengan aspek internasional, yakni secara formal menjadikannya kepala pemerintahan ketimbang seorang kepala negara yang sedang menunggu diangkat secara resmi," imbuhnya, mengutip CNNIdonesiacom.

Sebagaimana diberitakan The Straits Times, penunjukan putra mahkota sebagai PM bukanlah sesuatu yang sering terjadi.

Pada 1950-an, mantan Putra Mahkota Faisal al Saud menjadi PM dan mengambil alih pemerintahan. Namun, ini berujung pada perebutan kekuasaan yang membuat raja Saudi kala itu lengser.

Namun, seorang analis Saudi yang dekat dengan pemerintah kerajaan, Ali Shihabi, menilai hal tersebut tak terjadi saat ini.

Dapatkan update berita pilihan terkini di nusantaratv.com. Download aplikasi nusantaratv.com untuk akses berita lebih mudah dan cepat melalui:



0

x|close