Ekspor ke Pakistan juga turun 90,2% (mtm) sementara ke Amerika Serikat amblas 68,6% dan ke Malaysia anjlok 90,9%.
Selain itu, India yang merupakan importir terbesar minyak sawit juga menurunkan impor CPO-nya dan menambah nilai impor minyak kedelai dan minyak biji bunga matahari. Kedua minyak tersebut merupakan minyak alternatif pengganti CPO.
India telah menaikkan impor minyak kedelai sebanyak 37% menjadi 373.043 ton dan menambah impor minyak bunga matahari lebih dari dua kali lipat ke 118.482 ton.
Maka dari itu, ketika CPO Indonesia mulai membanjiri pasar nabati, tapi CPO berkurang. Sehingga, harga CPO pun menjadi turun.
Bahkan, beberapa jam setelah pemerintah Indonesia mengumumkan program flush out, harga CPO langsung ambles hingga 4,67% pada Jumat (10/6/2022), sejak saat itu harga CPO masih menunjukkan tren bearish hingga di perdagangan hari ini, walaupun sempat naik tipis pada Selasa (14/6/2022).
Sementara itu, Analis CGS CIMB Ivy Ng Lee Fang memproyeksikan bahwa harga CPO cenderung turun pada paruh kedua tahun ini atau semester II-2022 karena potensi pasokan minyak nabati yang meningkat pada akhir Juni.
Dia menilai bahwa harga CPO dapat diperdagangkan di kisaran MYR 5.500- 6.500/ton pada Juni karena pasokan akan meningkat 5,1% secara bulanan menjadi 1,6 juta ton. Sedangkan perkiraan untuk tahun 2022 dan 2023 masing-masing berada di MYR 5.600/ton dan MYR 3.800/ton.




Sahabat
Ntvnews
Teknospace
HealthPedia
Jurnalmu
Kamutau
Okedeh