Ini Kebijakan yang Membuat Harga CPO Sepekan Anjlok

Ini Kebijakan yang Membuat Harga CPO Sepekan Anjlok

Nusantaratv.com - 20 Juni 2022

Kebun sawit/ Foto: Ist
Kebun sawit/ Foto: Ist

Penulis: Arfa Gandhi

Luhut Binsar Pandjaitan juga mengatakan akan ada biaya tambahan yang dikenakan bagi eksportir sebesar US$ 200 per ton.

Hal tersebut bertujuan untuk mempercepat kegiatan ekspor CPO untuk membantu pabrik-pabrik mengosongkan tangki penyimpanan yang telah penuh karena larangan ekspor di bulan Mei lalu. Dengan begitu, produsen CPO akan mulai mengekspor CPO lebih banyak dan suplai pun berpotensi meningkat.

Namun, dari sisi permintaan, China yang merupakan konsumen terbesar minyak nabati kembali menerapkan lockdown di beberapa kota di Shanghai yang berpotensi menurunkan permintaan CPO. China memiliki kebijakan zero Covid-19, begitu terjadi kenaikan kasus di suatu wilayah maka akan langsung di-lockdown.

Belum lagi melihat proyeksi pertumbuhan ekonomi China yang dipangkas cukup tajam.

Bank Dunia dalam laporannya Global Economic Prospects memangkas proyeksi pertumbuhan ekonomi global di tahun ini menjadi 2,9%. Pertumbuhan tersebut jauh lebih rendah ketimbang yang diberikan pada Januari lalu sebesar 4,1%. Untuk China, proyeksi PDB 2022 dipangkas sebesar 0,8% menjadi 4,3%.

Badan Pusat Statistik (BPS) juga mencatat ekspor CPO dan produk turunannya merosot drastis ke sejumlah negara.

Bulan lalu, Indonesia bahkan tidak melakukan pengiriman komoditas tersebut ke India padahal India adalah pasar terbesar bagi CPO Indonesia.

Dapatkan update berita pilihan terkini di nusantaratv.com. Download aplikasi nusantaratv.com untuk akses berita lebih mudah dan cepat melalui:



0

x|close