Volvo Optimis Permintaan Kendaraan Naik Seiring Peningkatan Penjualan

Nusantaratv.com - 25 April 2024

Mobil Volvo S60 ditampilkan saat peresmian pabrik produksi pertama Volvo Cars di Ridgeville, South Carolina, Amerika Serikat (AS), pada 20 Juni 2018. (Foto: Dok/Randall Hill/Reuters)
Mobil Volvo S60 ditampilkan saat peresmian pabrik produksi pertama Volvo Cars di Ridgeville, South Carolina, Amerika Serikat (AS), pada 20 Juni 2018. (Foto: Dok/Randall Hill/Reuters)

Penulis: Adiantoro

Nusantaratv.com - Volvo Cars mengaku optimis permintaan terhadap kendaraan buatannya akan naik pada tahun ini.

Hal itu seiring dengan peningkatan penjualan dari merek mobil asal Swedia tersebut pada kuartal pertama (Q1) 2024. Sayangnya, laba operasional meleset dari perkiraan karena penurunan pendapatan dan kerugian pada bisnis Polestar.

Polestar adalah merek otomotif Sino-Swedia yang dimiliki bersama Volvo Cars dan perusahaan induknya Geely. Dilansir dari Reuters, Kamis (25/4/2024), pendapatan operasional (EBIT) untuk kuartal pertama turun menjadi 4,7 miliar krona (Rp7 triliun) dari 5,1 miliar krona (Rp7,6 triliun) tahun lalu.

Kondisi tersebut akibat penurunan penjualan karena nilai tukar mata uang asing yang negatif dan penjualan kontrak manufaktur yang minim. Angka ini berada di bawah konsensus yang disampaikan JPMorgan, yang memperkirakan pendapatan operasional sebesar 5,93 miliar krona (Rp8,8 triliun).

Namun, pendapatan operasional yang disesuaikan, tidak termasuk usaha patungan, perusahaan asosiasi, dan one-off, naik 8 persen menjadi 6,8 miliar krona (Rp10,1 triliun).

"Secara keseluruhan, ini merupakan awal yang baik untuk tahun ini ketika Volvo melaporkan pertumbuhan penjualan dua digit dan terus meningkatkan produksi EX30," kata JPMorgan, mengacu pada penjualan unit Volvo.

Sementara itu, CEO Volvo Cars Group, Jim Rowan mengatakan pihaknya memperkirakan permintaan kendaraan buatannya tetap kuat pada kuartal pertama nanti. "Kami memperkirakan permintaan mobil kami akan tetap kuat di kuartal mendatang sejalan dengan panduan kami untuk pertumbuhan volume penjualan setahun penuh minimal 15 persen," ujar Rowan dalam pernyataannya.

Dia meyakini kemampuan perusahaan untuk mendorong margin kendaraan listrik (electric vehicle/EV) yang tinggi dan terus meraih keuntungan meskipun industri menghadapi kondisi yang tidak baik.

Meskipun para produsen mobil dan pemasok bergantung pada permintaan kendaraan listrik di masa depan, pertumbuhan penjualan telah melambat, dengan investasi pada kapasitas dan pengembangan teknologi melebihi permintaan, sehingga meningkatkan tekanan pada perusahaan untuk memangkas biaya.

Di sisi lain, margin kotor BEV (kendaraan listrik-baterai) perusahaan ini mencapai 16 persen pada kuartal tersebut, meningkat dari angka kuartal sebelumnya sebesar 13 persen. Angka itu memberikan keyakinan pada Rowan jika margin bakal terus meningkat.

Pada Februari lalu, Volvo mengatakan akan mengambil pendanaan lebih lanjut untuk merek mobil mewah Polestar yang mengalami kerugian, yang beberapa waktu sebelum keputusan tersebut dikritik oleh para analis yang melihat perusahaan tersebut sebagai penghambat sumber daya Volvo.

"Secara umum, selama kuartal ini terdapat kerugian yang lebih tinggi di Polestar sehingga merugikan EBIT yang dilaporkan," kata analis Handelsbank Hampus Engellau kepada Reuters.

Dapatkan update berita pilihan terkini di nusantaratv.com. Download aplikasi nusantaratv.com untuk akses berita lebih mudah dan cepat melalui:



0

(['model' => $post])