Nusantaratv.com - Sejumlah pemasok bahan baku baterai lithium asal China mengumumkan kenaikan harga produk mereka menyusul meningkatnya biaya bahan baku hulu serta melonjaknya permintaan akibat percepatan transisi energi global.
Seperti dilaporkan CarNewsChina, Senin (15/12/2025), kondisi ini diperkirakan akan berdampak pada kenaikan harga kendaraan listrik pada 2026.
Hunan Yuneng New Energy, pemasok utama material katoda baterai lithium-ion yang melayani produsen besar seperti CATL dan BYD, menyatakan akan menaikkan biaya pemrosesan seluruh produk lithium besi fosfat mulai 1 Januari 2026.
Kenaikan tersebut sebesar 3.000 yuan (sekitar Rp7 jutaan) per ton atau setara US$425, belum termasuk pajak. Perusahaan juga membuka kemungkinan penyesuaian harga lanjutan apabila terjadi gejolak pasar atau perubahan signifikan harga bahan baku.
Sementara itu, produsen baterai lithium lainnya, Dejia Energy, mengumumkan kenaikan harga jual produk baterai sebesar 15 persen dari harga katalog saat ini. Kebijakan tersebut akan berlaku mulai 16 Desember 2025 dan didorong oleh lonjakan biaya bahan baku.
Lonjakan harga juga terjadi pada sejumlah komoditas utama. Harga litium heksafluorofosfat, bahan penting elektrolit baterai ion litium, melonjak dari 55.000 yuan (Rp129,68 juta) per ton menjadi 120.000 yuan (Rp282,95 juta) per ton hanya dalam kurun dua bulan, atau naik lebih dari 118 persen, menurut laporan media teknologi China, OFweek.
Selain itu, harga litium kobalt oksida yang digunakan sebagai material katoda meningkat tajam dari 140.000 yuan (Rp330,10 juta) per ton di awal tahun menjadi 350.000 yuan (Rp825,27 juta) per ton pada November, mencatat kenaikan lebih dari 150 persen.
Harga lithium karbonat kualitas baterai juga telah menembus 94.000 yuan (Rp221,64 juta) per ton, naik lebih dari 16 persen dalam sebulan terakhir.
Setiap kenaikan harga lithium karbonat sebesar 10.000 yuan (Rp23,57 juta) per ton diperkirakan akan mendorong biaya bahan baku katoda lithium besi fosfat sebesar 2.300 (Rp5,42 juta) hingga 2.500 yuan (Rp5,89 juta) per ton.
Saat ini, baterai lithium besi fosfat mendominasi pasar baterai kendaraan listrik di China dengan pangsa kapasitas terpasang mencapai 81,5 persen.
Seiring ketatnya pasokan dan tingginya permintaan baterai daya, sejumlah produsen otomotif dilaporkan mulai mengamankan pasokan dari produsen baterai utama guna menjaga kelangsungan produksi dan meminimalkan gangguan rantai pasok.




Sahabat
Ntvnews
Teknospace
HealthPedia
Jurnalmu
Kamutau
Okedeh