Waspada! BMKG Peringatkan Terjadi Banjir Rob di Pesisir Utara Jateng

Nusantaratv.com - 27 Januari 2024

Sejumlah pedagang asongan pelabuhan berjalan menembus banjir limpasan air laut ke daratan atau rob yang merendam kawasan Pelabuhan Tanjung Emas Semarang, Jawa Tengah, Senin (23/5). (Antara)
Sejumlah pedagang asongan pelabuhan berjalan menembus banjir limpasan air laut ke daratan atau rob yang merendam kawasan Pelabuhan Tanjung Emas Semarang, Jawa Tengah, Senin (23/5). (Antara)

Penulis: Adiantoro

Nusantaratv.com - Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Tengah (Jateng) terus bersiap mengantisipasi banjir rob.

Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memprediksi banjir rob akan terjadi di pesisir utara Jawa, pada 26-28 Januari 2024. Tidak hanya mengantisipasi rob, Pemprov Jateng juga bersiaga menghadapi bencana hidrometereologi sejak akhir 2023.

Kepala Dinas Pekerjaan Umum Sumber Daya Air dan Penataan Ruang (Pusdataru) Jateng, Eko Yunianto mengatakan, berdasarkan prediksi BMKG, potensi banjir rob pada tanggal tersebut mengancam sejumlah wilayah. Di antaranya, pesisir Kabupaten Brebes, Tegal, Pemalang, Pekalongan, Demak, Kota Semarang, dan Kota Tegal.

Menurutnya, fenomena rob disebabkan salah satunya oleh gravitasi bulan. Namun, pihaknya telah bersiap sejak November 2023. Hal ini dibuktikan dengan adanya posko siaga bencana musim hujan 2023/2024, yang aktif hingga Maret 2024.

Eko menyebutkan, pihaknya tidak hanya bersiaga terhadap bencana rob saja. Menurutnya, rob yang diprediksi oleh BMKG jatuh pada 26-28 Januari 2024, merupakan bagian dari bencana hidrometereologi.

"Kesiapsiagaan kita sudah dilakukan dengan pendirian posko siaga banjir, November 2023 lalu. Dengan adanya prediksi BMKG ini, kita tentu mengingatkan ke teman-teman jajaran PSDA, agar lebih siap. Apalagi puncak musim banjir diperkirakan pada Januari hingga Februari 2024," ujar Eko, dikutip dari laman resmi Pemprov Jateng, Sabtu (27/1/2024).

Dia menambahkan, kesiapan juga dilakukan dengan menggandeng stakeholder. Seperti, BPBD Jateng, PMI, RAPI, dan pemerintah kabupaten/kota. Selain itu, Pusdataru Jateng juga menjalin komunikasi dengan lima Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS), yakni Cimanuk Cisanggarung, Pemali Juana, Bengawan Solo, Serayu Opak, dan Cintaduy. 

Adapula enam Balai PSDA di bawah kendali Pusdataru Jateng, yakni BPSDA Pemali Comal, BPSDA Bodri Kuto, BPSDA Seluna, BPSDA Bengawan Solo, BPSDA Probolo, dan BPSDA Serayu Citanduy.

Terkait bahan banjiran, terang Eko, enam Balai PSDA dan Pusdataru telah menyiapkan berbagai keperluan. Di antaranya, 176.250 lembar sandbag, 11 kawat bronjong, dan 600 batang dolken. 

Sementara itu, dari lima BBWS dan Perum Jasa Tirta I telah menyiapkan, 120.024 lembar sandbag, 47.879 kawat bronjong, dan 43.166 lembar geobag. "Peralatan yang dimiliki Dinas Pusdataru di antaranya, 12 unit ekskavator, 5 unit vibroroller, 8 unit mobile pump, 37 unit pompa portabel, 1 unit ekskavator long arm, 3 unit mini eksvator, 2 unit buldozer, dan 1 unit dump truck," jelasnya.

Di samping kesiapan tersebut, Eko menyebut di Kota Semarang, Pekalongan, serta Kabupaten Pekalongan, telah terbangun sistem pengendali banjir rob. Di Kota Semarang misalnya, telah dilengkapi dengan beberapa rumah pompa, sistem polder dan banjir kanal. 

Begitu halnya di Kota dan Kabupaten Pekalongan, yang juga telah menerapkan sistem pengendali banjir rob, meski masih membutuhkan penyempurnaan pada sistem Bremi-Meduri

Eko juga meminta warga untuk senantiasa waspada, dan selalu memantau informasi kebencanaan dan prakiraan cuaca dari kanal resmi, yang dipublikasikan oleh BMKG, BNPB, atau BPBD.

Dapatkan update berita pilihan terkini di nusantaratv.com. Download aplikasi nusantaratv.com untuk akses berita lebih mudah dan cepat melalui:



0

(['model' => $post])