Nusantaratv.com-Pemerintah Ukraina melalui Juru bicara kementerian pertahanan, Oleksandr Motuzyanyk menyatakan 70% serangan rudal Rusia terjadi di kota-kota damai dan target non-militer.
Dikatakan, hanya 30% dari serangan rudal Rusia yang menargetkan militer.
"Sisa 70% serangan adalah orang Rusia yang sengaja menyerang kota-kota damai. Rusia harus diakui sebagai negara teroris," katanya Oleksandr Motuzyanyk.
"Satu-satunya cara untuk menghentikan teror rudal ini adalah dengan menghancurkan rudal yang diluncurkan Rusia di atas Ukraina," imbuhnya.
Menurut Motuzyanyk, sistem anti-pesawat bekerja “sebaik mungkin” ketika Vinnytsia diserang pada Kamis (14/7/2022).
"Dua dari lima rudal ditembak jatuh. Jika kita memiliki senjata anti-pesawat modern yang lebih kuat, kita dapat menghancurkan lebih banyak rudal Rusia itu. Hari ini kita membutuhkan pertahanan udara modern," ungkapnya, mengutip okezonecom.
Baca juga: Serangan Rudal Rusia Hancurkan Universitas di Kharkiv Ukraina
Motuzyanyk mengatakan HIMARS bekerja dengan baik di garis depan dan lebih dari 30 fasilitas logistik militer Rusia telah dihancurkan.
Diketahui, serangan rudal Rusia telah menghantam sebuah kota yang jauh dari garis depan timur Ukraina, Vinnyrsia pada Kamis (14/7/2022). Sedikitnya 23 orang meninggal termasuk tiga anak.
Pejabat Ukraina mengatakan lebih dari 100 orang dilaporkan terluka dalam serangan di Vinnytsia, yang terletak di barat daya Kyiv dan jauh dari pusat pertempuran di Donbas. Tiga rudal Rusia menghantam sebuah blok kantor dan merusak bangunan tempat tinggal.
Layanan Darurat Negara Ukraina mengatakan rudal-rudal itu menghantam tempat parkir mobil dari blok kantor sembilan lantai.
Tak hanya itu, rudal-rudal yang ditembakkan pasukan Rusia juga menghantam rumah warga Vinnytsia yang berpenduduk sekitar 370.000 jiwa.