Ukraina Gunakan Teknologi Canggih Pengenal Wajah Clearview dalam Perang Lawan Rusia

Nusantaratv.com - 14 Maret 2022

Tentara Ukraina bersiaga menghadapi serangan pasukan Rusia/ist
Tentara Ukraina bersiaga menghadapi serangan pasukan Rusia/ist

Penulis: Andi Faisal

Nusantaratv.com - Konflik bersenjata Rusia Vs Ukraina telah berlangsung kurang lebih 19 hari. Ribuan nyawa telah melayang dari kedua belah pihak. Dan belum ada tanda-tanda perang akan berakhir meski upaya perundingan terus digulirkan. 

Eskalasi perang Rusia kontra Ukraina mulai memasuki fase yang membuat dunia khawatir. Ada dugaan Rusia menggunakan senjata kimia pemusnah massal untuk menghancurkan Ukraina. Bahkan dunia mulai cemas terhadap kemungkinan Presiden Rusia Vladimir Putin memerintah serangan nuklir ke Ukraina. 

Pada saat yang bersamaan seiring dengan semakin meningkatnya tensi perang, Ukraina dikabarkan mulai menggunakan teknologi pengenal wajah berbasis kecerdasan buatan (AI) dari Clearview. 

Teknologi buatan perusahaan startup AS tersebut digunakan untuk mengungkap penyerang Rusia, memerangi informasi yang salah, dan mengidentifikasi orang mati. Kabarnya, Ukraina mendapat akses gratis ke mesin pencari AI dari Clearview untuk mengenali wajah.

Dengan memanfaatkan Clearview, pihak berwenang Ukraina dapat memeriksa orang-orang yang berkepentingan di pos pemeriksaan selain untuk kegunaan lain. Rencana mulai terbentuk setelah Rusia menginvasi Ukraina dan CEO Clearview Hoan Ton-That mengirim surat ke Kyiv menawarkan bantuan. 

Clearview mengatakan, pihaknya tidak menawarkan teknologi pengenalan wajah AI ke Rusia. Sebelumnya, Juru Bicara Kementerian Transformasi Digital Ukraina mengatakan, pihaknya sedang mempertimbangkan tawaran dari perusahaan kecerdasan buatan yang berbasis di AS seperti Clearview.

Selain dari Clearview, sejumlah bisnis Barat juga berjanji untuk membantu Ukraina, menyediakan perangkat keras internet, alat keamanan siber, dan dukungan lainnya. 

Ton-That, pendiri Clearview mengatakan, startup-nya memiliki lebih dari 2 miliar gambar dari layanan media sosial Rusia VKontakte, dengan total lebih dari 10 miliar foto dari database. Basis data itu dapat membantu Ukraina mengidentifikasi orang mati dengan lebih mudah daripada mencoba mencocokkan sidik jari. Bahkan, teknologi itu berfungsi jika ada kerusakan pada wajah.

Tak hanya itu, sambung Ton-That, teknologi Clearview juga dapat digunakan untuk menyatukan kembali para pengungsi yang terpisah dari keluarga mereka, mengidentifikasi operasi Rusia, dan membantu pemerintah menghilangkan unggahan palsu terkait dengan perang.

Seorang kritikus mengatakan pengenalan wajah bisa salah mengidentifikasi orang di pos pemeriksaan dan dalam pertempuran. Ketidakcocokan dapat menyebabkan kematian warga sipil, sama seperti penangkapan yang tidak adil yang muncul dari penggunaan polisi, kata Albert Fox Cahn, Direktur Eksekutif Surveillance Technology Oversight Project di New York. 

Ton-That menegaskan, Clearview tidak boleh digunakan sebagai satu-satunya sumber identifikasi. Dia juga tidak ingin teknologi itu digunakan untuk melanggar Konvensi Jenewa. (dari berbagai sumber)

Dapatkan update berita pilihan terkini di nusantaratv.com. Download aplikasi nusantaratv.com untuk akses berita lebih mudah dan cepat melalui:



0

(['model' => $post])