Tak Kebagian Obat, Warga Desa Korut Pakai Darah Rusa Atasi Covid-19

Tak Kebagian Obat, Warga Desa Korut Pakai Darah Rusa Atasi Covid-19

Nusantaratv.com - 02 Juni 2022

Kim Jong Un melakukan sidak ke rumah sakit/ist
Kim Jong Un melakukan sidak ke rumah sakit/ist

Penulis: Ramses Manurung

Tak Kebagian Obat, Warga Desa Korut Pakai Darah Rusa Atasi Covid-19

Nusantaratv.com-Warga desa Korea Utara memilih menggunakan darah rusa untuk mengatasi infeksi covid-19.

Hal itu dilakukan lantaran mereka tak kebagian obat. Pemerintahan Kim Jong-un mengirim sebagian besar obat-obatan ke ibu kota Pyongyang.

Di Pyongysong, Provinsi Pyongan Selatan, sejumlah orang menjual darah rusa di rumah mereka secara ilegal. Penjual juga mempromosikan khasiat darah rusa ampuh melawan covid-19.

"Jenis darah rusa yang dijual di pasar gelap adalah darah asli dan bubuk darah kerang. Darah asli dikemas dalam botol penicillin kecil diberi harga 10 ribu won (Rp161 ribu) dan darah bubuk dalam bubuk penicillin diberi harga 5 ribu won (Rp80 ribu)," kata seorang warga di provinsi itu kepada Radio Free Asia.

"Saat rusa melahirkan, ada plasenta yang keluar. Mereka juga mengeringkan dan menjual itu untuk mengatasi virus corona," imbuhnya.

Selain di Pyongan Selatan, darah rusa juga tersedia di Pyongan Utara.

Beberapa pekerja di peternakan rusa secara ilegal menjual darah hewan itu di pasar gelap.

Baca juga: Tahun Baru 2022, Kim Jong Un: Korea Utara Perbanyak Makanan, Bukan Nuklir

"Kasturi atau plasenta rusa dikemas dengan vakum dan biasanya dikirim ke Komite Pusat, tetapi orang yang bekerja di sana menjualnya secara rahasia," kata sumber itu.

Korut sendiri telah mendeteksi 3,6 juta kasus demam misterius tak lama setelah mereka mengakui keberadaan infeksi Covid-19. Namun masih belum jelas berapa banyak kasus positif Covid-19 dari kasus demam tersebut.

Imbas lonjakan kasus Covid-19 di Korut, obat-obatan untuk mengatasi gejala semakin sulit ditemukan. Tak hanya itu, kebanyakan stok obat malah dikirimkan ke Pyongyang, yang notabene merupakan rumah bagi warga terkaya di Korut.

"Seluruh apotek dibuka 24 jam per hari dalam keadaan darurat maksimal ini, tetapi ada perbedaan yang sangat besar antara Pyongyang dan daerah provinsi, jadi masyarakat di daerah sini tidak puas," kata seorang warga di Pyongan Utara, mengutip CNNIndonesiacom.

Dikatakan, warga kecewa karena obat itu hanya diberikan ke orang di Pyongyang dan militer.

Bahkan, di Kota Sinuiju, tak ada satu orang pun yang bisa mendapatkan obat-obatan umum, seperti pereda panas dan pereda nyeri.
 

Dapatkan update berita pilihan terkini di nusantaratv.com. Download aplikasi nusantaratv.com untuk akses berita lebih mudah dan cepat melalui:



0

x|close