Nusantaratv.com - Pemerintah Provinsi Sulawesi Barat membangun kolaborasi dengan seluruh pemangku kepentingan terkait untuk menurunkan angka kasus stunting di wilayahnya.
Penjabat Gubernur Sulawesi Barat Akmal Malik optimistis angka kasus stunting di wilayahnya bisa turun signifikan kalau semua pemangku kepentingan terkait berkolaborasi dalam menjalankan program-program intervensi untuk mencegah dan menanggulangi stunting.
"Stunting masih menjadi persoalan utama di Sulbar sehingga diperlukan kolaborasi dan intervensi yang tepat sasaran supaya Sulbar bisa zero (nol) kasus stunting baru," kata Akmal Malik di Mamuju, Jumat.
"Kita bisa sepanjang kita kolaborasi dan tepat sasaran," katanya.
Dia mengemukakan bahwa pelaksanaan program percepatan penurunan kasus stunting di Sulawesi Barat selama ini terkendala akibat ego sektoral instansi dan penganggaran program yang tidak mengacu pada data akurat.
"Setiap instansi punya program. Persoalannya, programnya jalan sendiri-sendiri. Juga, kita tidak membaca dengan tepat data yang ada dan membagi anggaran ke daerah yang (angka) stuntingnya rendah, itu mubazir," katanya.
Oleh karena itu, ia melanjutkan, selanjutnya pendataan kasus stunting serta penganggaran dan pengelolaan program penurunan stunting mesti dibenahi.
Dia juga mengemukakan perlunya duplikasi program penanganan stunting di daerah-daerah yang berhasil menurunkan angka kasus stunting.
"Mana desa yang penanganan stunting paling bagus kita diseminasi (informasi programnya) ke daerah lain. Ini yang belum kita lakukan," katanya.
Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana (BKKBN) Sulawesi Barat Nuryamin pada Senin (31/1) menyampaikan bahwa berdasarkan hasil Studi Status Gizi Indonesia (SSGI) angka kasus stunting di Sulawesi Barat meningkat dari 33,8 persen pada 2021 menjadi 35,0 persen pada 2022.
Kabupaten Majene tercatat sebagai daerah penyumbang kasus stunting paling banyak di Sulawesi Barat dengan prevalensi stunting mencapai 40,6 persen pada 2022.
Angka kasus stunting di daerah lain di Sulawesi Barat selama 2022 juga masih di atas 25 persen.
Prevalensi stunting di Polewali Mandar tercatat 39,26 persen, Kabupaten Mamasa sebanyak 38,58 persen, Kabupaten Mamuju sebanyak 33,84 persen, Kabupaten Mamuju Tengah sebanyak 28,06 persen, dan Kabupaten Pasangkayu sebanyak 25,77 persen.(Ant)




Sahabat
Ntvnews
Teknospace
HealthPedia
Jurnalmu
Kamutau
Okedeh