PLN NTT: Produksi FABA digunakan untuk Bangun 1,8 km jalan Desa

PLN NTT: Produksi FABA digunakan untuk Bangun 1,8 km jalan Desa

Nusantaratv.com - 13 Januari 2023

Seorang petugas menyaksikan kondisi jalan desa di Kabupaten Ende, Pulau Flores, NTT, yang dibangun menggunakan bahan material sisa pembakaran batubara atau Fly Ash Bottom Ash (FABA) yang diproduksi PLN Unit Induk Wilayah NTT. (ANTARA/HO-Humas PLN UIW NTT)
Seorang petugas menyaksikan kondisi jalan desa di Kabupaten Ende, Pulau Flores, NTT, yang dibangun menggunakan bahan material sisa pembakaran batubara atau Fly Ash Bottom Ash (FABA) yang diproduksi PLN Unit Induk Wilayah NTT. (ANTARA/HO-Humas PLN UIW NTT)

Penulis: Alber Laia

Nusantaratv.com - PT PLN (Persero) Unit Induk Wilayah Nusa Tenggara Timur (NTT) menyebutkan produksi material sisa pembakaran batu bara atau Fly Ash Bottom Ash (FABA) digunakan untuk pembangunan jalan desa sepanjang 1,8 kilometer yang tersebar di provinsi tersebut.

"Material FABA telah dimanfaatkan sebagai bahan campuran untuk pembuatan infrastruktur jalan beton di desa Kabupaten Ende dan Kupang," kata General Manager PLN Unit Induk Wilayah (UIW) NTT Fintje Lumembang di Kupang, Jumat.

Ia menyampaikan hal itu berkaitan dengan pemanfaatan FABA untuk pembangunan infrastruktur fasilitas umum di NTT. Fintje menjelaskan material FABA yang dihasilkan digunakan sebagai bahan campuran menggantikan semen untuk pembangunan jalan.

Selain pembangunan 1,8 kilometer jalan, kata dia, material FABA juga diolah menjadi bata interlock untuk pembangunan lima unit rumah ibadah serta 19 unit rumah warga. Selain itu juga diolah menjadi paving block dengan total produksi hingga saat ini sekitar 2,2 juta pieces.

Fintje menjelaskan pemanfaatan FABA di NTT terus meningkat dalam dua tahun terakhir yaitu pada 2021 sekitar 6.000-an ton dan pada 2022 sebanyak 15.000-an ton.

Material tersebut diproduksi dari dua unit Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) yaitu PLTU Bolok di Kabupaten Kupang, Pulau Timor, dan PLTU Ropa di Kabupaten Ende, Pulau Flores.

Lebih lanjut ia mengajak para pelaku Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) di NTT agar turut memanfaatkan FABA sebagai produk bernilai jual tinggi untuk kebutuhan pembangunan.

"Material FABA telah dikategorikan limbah yang tidak mengandung bahan berbahaya dan beracun sehingga dapat diolah dan akan memberikan banyak manfaat secara ekonomi," katanya.(Ant)

Dapatkan update berita pilihan terkini di nusantaratv.com. Download aplikasi nusantaratv.com untuk akses berita lebih mudah dan cepat melalui:



0

x|close