Nusantaratv.com - Perwakilan dari 14 negara dan lembaga-lembaga internasional mengikuti lokakarya tentang perlindungan dan pengelolaan ekosistem lahan gambut yang berlangsung dari 13 sampai 15 Desember 2022 di Kota Pekanbaru, Provinsi Riau.
Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia Siti Nurbaya saat menyampaikan sambutan secara virtual dalam acara lokakarya tersebut pada Selasa mengatakan bahwa Indonesia mengatur pengelolaan lahan gambut sejak tahun 1990.
Namun, ia melanjutkan, kebakaran hutan dan lahan yang terjadi pada tahun 2015 menjadi titik balik dalam penguatan kebijakan mengenai pelindungan gambut, implementasi pemulihan, serta penegakan aturan mengenai pengelolaan lahan gambut.
"Reformasi ini berdampak pada implementasi kebijakan di lapangan dalam waktu singkat. Alhamdulillah salah satu hasilnya Indonesia berhasil terhindar dari bencana asap dalam beberapa tahun terakhir," katanya.
Ia mengatakan bahwa Provinsi Riau yang sebelumnya sering menghadapi dampak asap akibat kebakaran hutan dan lahan kini telah menjadi contoh dalam penerapan kebijakan tata kelola gambut di Indonesia.
Keberhasilan upaya menekan kasus kebakaran hutan dan lahan didukung oleh Badan Restorasi Gambut (BRG), yang dibentuk tahun 2016 untuk merestorasi lahan gambut seluas 1,2 juta hektare di Provinsi Riau, Sumatera Selatan, Jambi, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, dan Papua hingga 2024.
Pemerintah Indonesia telah menginventarisasi lahan gambut seluas 24.218.491 hektare dalam 865 Kesatuan Hidrologi Gambut serta melakukan langkah-langkah untuk merestorasi lahan gambut, termasuk di antaranya dengan membangun sekat kanal serta menjalankan Program Desa Lindung Gambut Mandiri atau Desa Mandiri Peduli Gambut.
Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan mengatakan bahwa selama periode 2019 hingga 2022, Indonesia berupaya memulihkan 300 ribu hektare lahan gambut di lahan milik pemegang konsesi serta merestorasi lahan gambut seluas 50 ribu hektare di 230 desa dengan melibatkan masyarakat setempat.
Menteri Negara Bidang Wilayah Luar Negeri, Persemakmuran, Energi, Iklim dan Lingkungan Inggris Raya Lord Goldsmith menilai Indonesia telah melakukan pekerjaan yang luar biasa dalam mengelola lahan gambut.
"Saat mengunjungi Indonesia dan melihat langsung kerjanya, saya yakin Indonesia sedang memimpin dunia sekarang dalam perlindungan dan restorasi lahan gambut," katanya saat menyampaikan sambutan via virtual.
Dia mengemukakan bahwa 450 juta hektare lahan gambut tersebar di berbagai bagian dunia hanya meliputi tiga persen dari permukaan bumi, tetapi mempunyai kemampuan besar dalam menyimpan karbon.
Oleh karena itu, upaya-upaya perlindungan lahan gambut harus ditingkatkan untuk mengoptimalkan perannya dalam menyerap karbon dan mengekang dampak perubahan iklim.
"Indonesia telah mengambil keputusan sangat berani dengan menghentikan ijin baru di hutan primer dan lahan gambut yang mencakup 66 juta hektare eerta membuat target yang menantang di lahan gambut," kata Goldsmith.
"Hari ini saya percaya bahwa Indonesia bisa merestorasi lahan gambut lebih dari satu juta hektare dan mencetak rekor menanam mangrove seluas 600.000 hektare. Inggris siap mendukung ambisi Indonesia untuk FoLU Net Sink 2030," ia menambahkan.
Peserta lokakarya internasional mengenai pelindungan dan pengelolaan lahan gambut dijadwalkan meninjau lokasi restorasi lahan gambut di Dumai, Bengkalis, dan Siak.(Ant)




Sahabat
Ntvnews
Teknospace
HealthPedia
Jurnalmu
Kamutau
Okedeh