Nusantaratv.com - Penjabat Gubernur Banten Almuktabar optimistis angka prevalensi stunting di daerah itu bisa diturunkan melalui kekompakan semua instansi pemerintah daerah setempat dalam penanganan sesuai arahan Presiden Joko Widodo.
"Kita angka stunting di Provinsi Banten saat ini ada penekanan 4,5 persen, sehingga turun menjadi sekitar 20,1 persen," katanya saat kegiatan Pelayanan Grebek Keluarga Berencana (KB) Metode Kontrasepsi Jangka Panjang (MKJP) di Kampung Badui Ciboleger yang diinisiasi oleh Persit Kartika Chandra dan BKKBN Banten di Lebak, Rabu.
Pemerintah daerah berkomitmen untuk penanganan masalah gizi buruk, stunting, dan kemiskinan ekstrem, karena bisa berdampak terhadap inflansi.
Perintah Presiden Jokowi yang ditujukan pada seluruh gubernur, wali kota, dan bupati se-Indonesia yang berkumpul di salah satu daerah di Jawa Barat agar pemerintah daerah dapat menekan permasalahan kependudukan sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Begitu pula keberhasilan dan kekompakan kerja yang dilakukan TNI dapat menurunkan kasus pandemi COVID-19.
Karena itu, apa yang dilakukan agenda kerja TNI patut dijadikan contoh oleh pemerintah daerah dengan kekompakan seluruh instansi mampu menurunkan kasus stunting, gizi buruk, dan kemiskinan ekstrem.
"Kami meyakini angka stunting di Banten menurun dengan kekompakan itu," kata Almuktabar.
Deputi Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi BKKBN Eni Gustina mengapresiasi Pemerintah Kabupaten Lebak yang merealisasikan program peserta kontrasepsi pelayanan KB dengan MKJP hingga mencapai 1.400 pasangan usia subur.
Program pelayanan KB dengan MKJP itu, antara lain implan, IUD dan MOP yang ditargetkan BKKBN 1.000 PUS.
"Kami meyakini keberhasilan pelayanan KB dengan MKJP mampu menurunkan kasus stunting, gizi buruk dan kemiskinan ekstrem," katanya.
Ketua Umum Persit Kartika Chandra Kirana Rahma Dudung Abdurachman mengatakan seluruh pengurus Persit meningkatkan kepedulian dan kebersamaan untuk penanganan masalah gizi buruk, stunting, dan kemiskinan ekstrem.
Untuk itu, Persit pusat memberikan bantuan kepada anak-anak berkebutuhan khusus dan sakit berat di Kampung Badui yang perlu mendapatkan penanganan.
Anak-anak berkebutuhan khusus setiap tahun di Indonesia meningkat dengan usia rentang 5-18 tahun dan yang sekolah khusus inklusi.
"Semoga bantuan untuk anak khusus itu bermanfaat bagi anggota keluarganya,"katanya.(Ant)




Sahabat
Ntvnews
Teknospace
HealthPedia
Jurnalmu
Kamutau
Okedeh