Pemerintah Israel Tutup Jaringan Berita Al Jazeera, Ini Alasannya

Nusantaratv.com - 06 Mei 2024

Pihak berwenang Israel mengatakan Al Jazeera memiliki hubungan dekat dengan Hamas. (Foto: Anadolu Agency)
Pihak berwenang Israel mengatakan Al Jazeera memiliki hubungan dekat dengan Hamas. (Foto: Anadolu Agency)

Penulis: Adiantoro

Nusantaratv.com - Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu mengumumkan media Al Jazeera akan ditutup di Israel.

Netanyahu menuding jaringan media milik Qatar itu telah melakukan "hasutan" dan mengatakan keputusan kabinet sudah final. 

Al Jazeera menegaskan tindakan Israel tersebut sebagai tindakan "kriminal". Jurnalis asing juga dilarang memasuki Gaza dan staf Al Jazeera adalah satu-satunya reporter yang berada di sana.

Melansir Saudi Gazette, Senin (6/5/2024), selama bertahun-tahun, para pejabat Israel menuduh jaringan tersebut bias anti-Israel.

Namun kritik mereka terhadap lembaga penyiaran tersebut semakin meningkat sejak serangan kelompok militan Palestina, Hamas pada 7 Oktober.

Serangan itu menewaskan 1.200 orang dan lebih dari 250 orang disandera, serta 128 di antaranya masih belum ditemukan, sedangkan di antara mereka, setidaknya 34 orang diperkirakan tewas.

Sementara korban meninggal di pihak Palestina sebanyak 34.683 orang dan 78.018 lainnya terluka di Gaza sejak 7 Oktober, menurut Kementerian Kesehatan yang dikelola Hamas.

Pihak berwenang Israel mengatakan Al Jazeera memiliki hubungan dekat dengan Hamas, namun tudingan itu langsung dibantah keras oleh jaringan tersebut.

Bulan lalu, parlemen Israel mengesahkan undang-undang (UU) yang memberi pemerintah wewenang untuk menutup sementara lembaga penyiaran asing yang dianggap sebagai ancaman terhadap keamanan nasional selama perang melawan Hamas.

Menteri Komunikasi Israel Shlomo Karhi mengatakan larangan itu "akan segera berlaku". Itu perlu disertifikasi ulang setiap 45 hari.

Menurut perintah sementara, hal ini juga dapat mengakibatkan penutupan kantor, penghapusan situs web, dan penyitaan peralatan.

Qatar, lokasi Al Jazeera bermarkas, menjadi penengah pembicaraan antara Israel dan Hamas mengenai konflik yang kini telah berlangsung hampir tujuh bulan.

Negosiasi sebelumnya yang dimediasi Qatar menghasilkan gencatan senjata sementara dan pembebasan 105 sandera Israel. Saluran tersebut menuduh Israel sengaja menargetkan stafnya.

Jurnalis, termasuk Hamza Al-Dahdouh, putra kepala biro Al Jazeera Gaza Wael Al-Dahdouh, tewas akibat serangan Israel. Tetapi, Israel membantah jika mereka menargetkan jurnalis.

"Penindasan Israel terhadap kebebasan pers untuk menutupi kejahatannya dengan membunuh dan menangkap jurnalis tidak menghalangi kami untuk melakukan tugas kami," kata jaringan tersebut dalam tanggapannya setelah larangan tersebut pada Minggu (5/5/2024).

 

Dapatkan update berita pilihan terkini di nusantaratv.com. Download aplikasi nusantaratv.com untuk akses berita lebih mudah dan cepat melalui:



0

(['model' => $post])