Nusantaratv.com-Berbeda dengan penyelenggaraan haji sebelumnya, tahun ini Pemrintah melalui Kementerian Agama bekerja sama dengan Pemerintah Arab Saudi menggunakan sistem syarikah. Namun penggunaan sistem syarikah ini membuat para jemaah haji khawatir karena menyebabkan mereka harus terpisah dari keluarga dan pendamping.
Seperti diberitakan Nusantara TV dalam program NTV Today, guna mendapat informasi yang valid terkait penggunaan sistem syarikah dalam penyelenggaraan ibadah haji 2025, Komisi VIII DPR RI akan melakukan Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan Dirjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah Kementerian Agama RI.
Seiring dengan penggunaan sistem syarikah pemerintah Arab Saudi akan menggunakan akomodasi, transportasi, serta pergerakan jemaah.
Diketahui, kuota jemaah haji Indonesia mencapai 221.000 orang. Para jemaah secara bergelombang telah bertolak ke Arab Saudi sejak 1 Mei 2025 lalu.
Menurut data sebanyak 116.000 Jemaah haji telah tiba di Arab Saudi dengan sekitar 335 kloter dari total 525 kloter atau ini lebih dari 57% kloter.
Baca juga: Pasutri Penjual Sembako Asal Sibolga Akhirnya Berangkat Haji Setelah Belasan Tahun Menabung
Sistem Syarikah
Tahun-tahun sebelumnya Indonesia menggunakan sistem muasah dalam penyelenggaraan haji. Sistem muasah ini merupakan kerja sama antara lembaga swasta dipilih oleh pemerintah Arab Saudi.
Namun lantaran ingin meningkatkan efisiensi begitu layanan para jemaah haji tahun ini berganti menggunakan sistem syarikah. Akan tetapi penggunaan sistem syarikah ini ternyata menimbulkan masalah. Pasalnya, para jemaah yang tiba di Madinah akan terbagi begitu menjadi beberapa kloter. Pembagian para jemaah ini menjadi beberapa kelompok ini menimbulkan begitu kekhawatiran para jemaah terpisah dari keluarga dan pendamping. Terutama para jemaah lanjut usia.
Kelompok yang telah dibangun saat Manasik Haji sebelumnya di Indonesia ketika sampai di Madinah harus terpisah sehingga menimbulkan kekhawatiran para jemaah haji.




Sahabat
Ntvnews
Teknospace
HealthPedia
Jurnalmu
Kamutau
Okedeh