Nusantaratv.com-Wakil Menteri Pertanian (Wamentan) Sudaryono ikut hadir dalam kegiatan panen raya yang berlangsung di Desa Gandawesi, Kecamatan Liwung, Kabupaten Majalengka Jawa Barat, Senin (7/4/2025) yang dipimpin langsung oleh Presiden Prabowo Subianto. Panen raya dilakukan serentak di 14 provinsi dan 189 kabupaten di seluruh Indonesia.
Pada momen bersejarah tersebut, Wakil Pemimpin Redaksi NTV, Abraham Silaban berkesempatan melakukan wawancara khusus dengan Wamentan Sudaryono dan sejumlah pejabat terkait.
Wamentan Sudaryono mengatakan kehadiran Presiden Prabowo Subianto dalam panen raya kali ini memiliki makna penting. Menunjukkan komitmen Pemerintah untuk mewujudkan swasembada pangan serta menciptakan kesejahteraan petani dan seluruh masyarakat.
"Ini kan sebetulnya dalam siklus setahun itu di bulan Januari sampai dengan Mei itu adalah siklus peak memang panen raya. Dalam setahun kan enggak bisa panen semua. Rata-rata yang kita tanam di tahun lalu kan kita panen sekarang. Dan kita tanam di musim hujan ini sehingga panen raya yang kita lakukan serentak di 14 provinsi dan 189 kabupaten di seluruh Indonesia. Ini memaknai bahwa kita ini nyemangati petani," kata Wamentan Sudaryono seperti diberitakan Nusantara TV.
"Ini kan sebetulnya adalah korporasi pertanian nasional kita. Di mana orkestrasinya pemerintah yang melaksanakan adalah petani. Sehingga kita siapkan pupuk, kita siapkan benih irigasinya. Cukup kemudian kita ada matahari dari Allah, ada hujan dan seterusnya. Bagaimana orkestrasi korporasi pertanian nasional ini itu bisa menjamin ketersediaan pangan kita dari dalam setahun dan di tahun-tahun berikutnya," imbuhnya.
Pasalnya, kata Sudaryono, Presiden Prabowo sudah mencanangkan target yang jelas yakni
bagaimana tahun 2025 ini tidak impor beras.
"Sehingga kita mengarah ke sana. Menyemangati petani ini penting karena pelaku utamanya adalah petani. Tugas pemerintah adalah petaninya semangat, panennya bagus, hasil panenanya dibeli dengan harga yang baik. Sehingga sejahtera pertaninya," tandasnya.
"Visi besarnya untuk swasembada ketahanan pangan ini tidak impor," imbuhnya.
Sejalan dengan visi tersebut, tata kelola irigasi dibereskan. Penyuluh Pertanian ditarik ke Kementerian Pertanian. Pupuk dipenuhi. Kemudian benih dipenuhi. Selanjutnya Bulog juga keluar Inpres serap Bulog harga Rp6.500.
"Dalam sejarah berdirinya Bulog baru tahun ini bisa menyerap lebih dari 700.000 dalam 3 bulan Januari, Februari, Maret. Kita target akhir April awal Mei kita bisa serap minimal 2 juta kalau 2 juta Insya Allah kita agak berani untuk bilang stop impor," tuturnya.
Dalam wawancara khusus bersama Wapemred NTV Abraham Silaban, Wamentan Sudaryono juga juga menjelaskan peran dan tujuan melibatkan TNI-Polri dalam program peningkatan produksi pangan nasional. Termasuk langkah-langkah konkret Pemerintah untuk mengantisipasi faktor cuaca ekstrem.
Simak selengkapnya penjelasan Wamentan Sudaryono dalam video di bawah ini.




Sahabat
Ntvnews
Teknospace
HealthPedia
Jurnalmu
Kamutau
Okedeh