Negara Barat Ramai-ramai Kecam Putin Menang Telak Pemilu 2024, Tiga Negara Ini Malah Kasih Ucapan Selamat

Nusantaratv.com - 19 Maret 2024

Presiden Rusia Vladimir Putin. (Foto: Reuters)
Presiden Rusia Vladimir Putin. (Foto: Reuters)

Penulis: Adiantoro

Nusantaratv.com - Pemerintah negara-negara Barat ramai-ramai mengecam kemenangan telak Presiden Rusia Vladimir Putin dalam pemilu 2024, yang dinilai tidak adil dan tidak demokratis.

Berbeda dengan China, India, dan Korea Utara (Korut) yang mengucapkan selamat kepada pemimpin berusia 71 tahun itu karena telah memperpanjang kekuasaannya selama enam tahun.

Melansir Reuters, Selasa (19/3/2024), reaksi kontras tersebut menggarisbawahi kesenjangan geopolitik yang semakin terbuka melebar sejak Rusia melancarkan invasi skala penuh ke Ukraina dua tahun lalu. Peristiwa itu memicu krisis parah dalam hubungan dengan Barat sejak berakhirnya Perang Dingin.

Setibanya para menteri luar negeri negara Barat di Brussel pada Senin (18/3/2024), mereka secara tegas menolak hasil pemilu tersebut sebagai sebuah kepalsuan sebelum menyepakati sanksi-sanksi terhadap individu-individu yang terkait dengan penganiayaan dan kematian kritikus Kremlin, Alexei Navalny.

"Pemilu di Rusia adalah pemilu tanpa pilihan," kata Menteri Luar Negeri Jerman Annalena Baerbock pada awal pertemuan.

"Syarat untuk sebuah pemilu yang bebas, pluralistik dan demokratis tidak terpenuhi," kata kementerian Prancis.

Menteri Luar Negeri Inggris David Cameron mengatakan hasil pemilu tersebut menyoroti betapa dalamnya penindasan di Rusia. "Putin menyingkirkan lawan-lawan politiknya, mengontrol media, dan kemudian menobatkan dirinya sebagai pemenang. Ini bukan demokrasi," cetus Cameron.

Prancis, Inggris, dan negara-negara lain mengecam fakta jika Rusia juga menyelenggarakan pemilu di wilayah-wilayah yang diduduki di Ukraina, yang diklaimnya sebagai wilayah yang diserobot selama perang.

Kremlin menepis kecaman tersebut, dengan mengatakan 87 persen suara yang dimenangkan Putin dalam pemilu yang berlangsung selama tiga hari itu menunjukkan jika rakyat Rusia sedang melakukan konsolidasi disekelilingnya.

Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy mengatakan pemilu Rusia tidak memiliki legitimasi. "Jelas bagi semua orang di dunia tokoh ini (Putin) sangat haus kekuasaan dan melakukan segalanya untuk berkuasa selamanya," sebut Zelenskiy.

Sementara Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden belum berkomentar, namun juru bicara Gedung Putih mengatakan pemilu Rusia jelas tidak bebas dan tidak adil.

Di sisi lain, Presiden China Xi Jinping mengucapkan selamat kepada Putin. Dia mengatakan Beijing akan menjaga komunikasi yang erat dengan Moskow untuk mempromosikan kemitraan tanpa batas yang mereka sepakati pada2022, tepat sebelum Rusia menginvasi Ukraina.

"Saya percaya di bawah kepemimpinan Anda, Rusia pasti akan mampu mencapai prestasi yang lebih besar dalam pembangunan dan konstruksi nasional," kata Xi kepada Putin dalam pesannya, menurut Xinhua News.

Hal senada disampikan Perdana Menteri India Narendra Modi. Dia berharap dapat memperkuat kemitraan strategis khusus dan istimewa antara New Delhi dan Moskow yang telah teruji oleh waktu.

Sedangkan Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un juga menyampaikan ucapan selamat kepada Putin. Dia menekankan keinginan negara untuk lebih memperluas hubungan bilateral dengan Moskow.

Dapatkan update berita pilihan terkini di nusantaratv.com. Download aplikasi nusantaratv.com untuk akses berita lebih mudah dan cepat melalui:



0

(['model' => $post])