Menlu Ukraina: Jangan Biarkan Putin Mengubah Ukraina Jadi Suriah

Nusantaratv.com - 05 Maret 2022

Operasi militer khusus oleh Rusia terhadap Ukraina akan berlangsung hingga semua tujuan yang ditetapkan tercapai. (NBC News)
Operasi militer khusus oleh Rusia terhadap Ukraina akan berlangsung hingga semua tujuan yang ditetapkan tercapai. (NBC News)

Penulis: Adiantoro

Nusantaratv.com - Menteri Luar Negeri (Menlu) Ukraina Dmytro Kuleba pada Jumat (4/3/2022) meminta Menteri Luar Negeri sekutu NATO untuk tidak membiarkan Rusia mengubah Ukraina menjadi Suriah, di mana perang saudara berlanjut sejak 2011. 

"Ikut serta dalam pertemuan luar biasa para Menteri Luar Negeri NATO. Pesan saya: bertindak sekarang sebelum terlambat. Jangan biarkan (Presiden Rusia Vladimir) Putin mengubah Ukraina menjadi Suriah. Kami siap bertempur. Kami akan terus berjuang. Tetapi kami membutuhkan mitra untuk membantu kami dengan tindakan nyata, tegas, dan cepat, sekarang," kata Kuleba di media sosial Twitter pribadinya, dikutip dari Anadolu Agency, Sabtu (5/3/2022).

Dia juga berbagi dalam tweet-nya sebuah pesan video, di mana dia berkata: "Kami, bersama demi keamanan di Eropa, demi kemakmuran di Eropa. Rusia mencoba mengubah Ukraina menjadi Suriah dan taktik yang mereka gunakan sangat mirip dengan yang mereka kuasai di Suriah. Tapi kita seharusnya tidak membiarkan mereka menciptakan Suriah di Eropa."

"Kami siap bertarung. Kami akan terus berjuang. Tapi bantu kami. Jika tidak, saya khawatir Anda harus berbagi tanggung jawab atas kehidupan dan penderitaan warga sipil Ukraina, yang tewas karena pilot Rusia yang kejam melemparkan bom ke mereka," lanjut Kuleba.

Perang Rusia terhadap Ukraina mendapatkan kecaman dari komunitas internasional. Uni Eropa (UE), Amerika Serikat (AS), Inggris, dan negara lainnya menerapkan sanksi keuangan yang keras terhadap Moskow. Barat juga memasok senjata dan bantuan kemanusiaan ke Kiev.

Namun Putin mengatakan operasi militer khusus akan berlangsung sampai semua tujuan yang ditetapkan tercapai. Dia memulai perang pada 24 Februari untuk 'demiliterisasi' dan 'denazifikasi' Ukraina.

Menurut kantor Hak Asasi Manusia (HAM) Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), setidaknya 331 warga sipil telah tewas dan 675 terluka di Ukraina sejak awal perang. "Lebih dari 1,2 juta orang juga telah meninggalkan Ukraina ke negara-negara tetangga," kata Badan Pengungsi PBB (UNHCR).

Dapatkan update berita pilihan terkini di nusantaratv.com. Download aplikasi nusantaratv.com untuk akses berita lebih mudah dan cepat melalui:



0

(['model' => $post])