Kementrans Siapkan Wirausaha Wisata di Transmigrasi Tanjung Banun

Kementrans Siapkan Wirausaha Wisata di Transmigrasi Tanjung Banun

Nusantaratv.com - 21 Desember 2025

Menteri Transmigrasi Muhammad Iftitah Sulaiman Suryanagara didampingi pakar wirausaha UGM Rika Fatimah dan Kepala Desa Jambu, Kabupaten Kendiri menyampaikan program transmigrasi lokal di Tanjung Banun, Kota Batam, Kepri, 21 Desember 2025. (Foto: ANTARA/Laily Rahmawaty)
Menteri Transmigrasi Muhammad Iftitah Sulaiman Suryanagara didampingi pakar wirausaha UGM Rika Fatimah dan Kepala Desa Jambu, Kabupaten Kendiri menyampaikan program transmigrasi lokal di Tanjung Banun, Kota Batam, Kepri, 21 Desember 2025. (Foto: ANTARA/Laily Rahmawaty)

Penulis: Adiantoro

Nusantaratv.com - Kementerian Transmigrasi (Kementrans) menyiapkan program kewirausahaan berbasis pariwisata untuk dikembangkan di kawasan Transmigrasi Tanjung Banun, Kota Batam, Kepulauan Riau, sebagai upaya menciptakan sumber pertumbuhan ekonomi baru bagi masyarakat setempat.

Menteri Transmigrasi (Mentrans) Iftitah Sulaiman Suryanegara membawa langsung pakar kewirausahaan dari Universitas Gadjah Mada (UGM), Dr. Rika Fatimah, guna meninjau potensi usaha yang dapat dikembangkan di kawasan Transmigrasi Tanjung Banun.

"Jadi Ibu Rika Fatimah ini doktor lulusan Malaysia, tapi beliau sudah melanglang buana ke beberapa negara, terakhir ke Jepang untuk melakukan program kewirausahaan. Saya minta ke sini, meminta tolong tinjau Tanjung Banun punya potensi besar atau tidak untuk wirausahanya," kata Iftitah di Tanjung Banun, Kota Batam, Minggu, 21 Desember 2025.

Berdasarkan hasil pengamatan, Iftitah menilai Tanjung Banun memiliki potensi kewirausahaan yang cukup besar. Beberapa peluang yang dapat dikembangkan antara lain sentra kuliner serta destinasi wisata berupa pembangunan hotel kampung atau homestay.

Potensi tersebut didukung oleh kepemilikan lahan warga yang mengikuti program Transmigrasi Lokal di Tanjung Banun, yakni masing-masing seluas 500 meter persegi dengan bangunan seluas 45 meter persegi.

"Jadi 500 meter itu besar sekali. Banyak yang pengin punya rumah dengan lahan seluas itu. Bapak ibu (transmigran lokal) diberikan 45 meter bangunan, jadi ada sisa lahan bisa diberdayakan untuk model hotel," ujarnya.

Ia menambahkan, pengembangan wirausaha homestay dinilai sangat menjanjikan. Hal itu berdasarkan informasi dari ketua kerukunan setempat yang menyebutkan bahwa sudah tiga kali warga Singapura datang ke Tanjung Banun untuk menanyakan kemungkinan memiliki bangunan di kawasan tersebut.

"Warga Singapura aja tertarik pingin punya rumah di sini. Sedangkan bapak dan ibu sekalian sudah memilikinya," katanya.

Iftitah menegaskan, pengembangan usaha kuliner dan wisata di Tanjung Banun sejalan dengan konsep transmigrasi saat ini, yakni menciptakan masa depan. Menurutnya, transmigrasi tidak lagi sebatas pemindahan penduduk beserta lahan dan bangunan, melainkan upaya membangun keberlanjutan ekonomi masyarakat.

"Makanya saya sampaikan tadi adalah soal penciptaan masa depan. Nanti kami bikin semacam sentra kuliner, kemudian ada gardu pandangnya sehingga nanti kami bisa datangkan orang dan melihat pemandangan Tanjung Banun yang indah sekali," ujar Iftitah.

Sebagai langkah awal pengembangan, Dr. Rika Fatimah telah menyerahkan master plan atau rancangan induk model pengembangan kewirausahaan Tanjung Banun kepada RW Tanjung Banun.

(Sumber: Antara

 

Dapatkan update berita pilihan terkini di nusantaratv.com. Download aplikasi nusantaratv.com untuk akses berita lebih mudah dan cepat melalui:



0

x|close