Nusantaratv.com - Perwira Tinggi (Pati) Lemdiklat Polri Irjen Pol Mohammad Asep Syahrudin mengatakan, kegiatan pendidikan dan pelatihan (dilat) integrasi TNI dan Polri penting untuk menjaga gesekan antar anggota di lapangan.
"Ini penting karena peristiwa gesekan terjadi di tingkat yang lebih rendah. Nah dengan kegiatan ini konsekuensinya adalah akan menekan agar hal serupa tidak terjadi," kata Asep, dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Rabu.
Asep bersama Komandan Pembangunan Doktrin Pendidikan dan Pelatihan (Dancodiclat) TNI AL Letjen TNI (Mar) Soehartono mengunjungi peserta Diklat Integrasi TNI dan Polri di Sepolwan Polri, di Jakarta.
Jenderal bintang dua itu mengibaratkan integrasi terselubung sebagai bentuk keberagaman suku di Indonesia. Dimana keragaman ini ibarat sebuah kepingan puzzle di sebuah bidang yang ketika rangkanya tidak kokoh maka akan diceraikan.
"Siapa kerangkanya TNI-Polri," katanya.
Selama ini, kata Asep, TNI-Polri selalu memiliki kerja sama pendidikan untuk tingkat manajemen menengah dan tinggi. Saat ini, sudah dua tahun berjalan pada kerjasama pendidikan untuk tingkat pama dan biner dan tamtama.
Menurutnya, kerja sama pendidikan di tingkat terendah penting untuk menekan gesekan antar anggota TNI-Polri yang sering terjadi di tingkat bawah.
"Jika itu terjadi bisa diselesaikan karena mereka membangun ikatan asuh antara tiran dan tamtama TNI-Polri," katanya.
Sementara itu, TNI AL Letjen TNI (Mar) TNI AL Letjen TNI (Mar) Komandan Konstruksi Doktrin Pendidikan dan Pelatihan (Dancodiclat) Suhartono menilai kegiatan integrasi siswa Sepolwan dengan Diktukba TNI AD, AU dan AL adalah hal yang baik.
Ia menyebutkan kekompakan antara siswa Sepolwan dan Diktukba TNI AD, AU dan AL sudah terlihat meski baru beberapa hari memasuki konklaf bersama.
"Meskipun pelaksanaannya baru beberapa hari tapi sudah terlihat kekompakan dan kegiatannya bisa berbaur. Saya melihat langsung mereka semua bisa bersatu," kata Soehartono.
Suhartono mengatakan, kekompakan yang ditunjukkan oleh para siswa merupakan cerminan yang baik dari solidaritas TNI-Polri sejak awal lembaga pendidikan. Terlebih lagi, lebih lanjut, ia belum mempertahankan pendidikannya dengan mahasiswa TNI-Polri setingkat bintara dan tamtama.
"Sampai ini menjadi awal dari kegiatan yang kami laksanakan terus menerus," ujarnya.
Dengan adanya program integrasi ini, Suhartono menjelaskan bahwa setiap mahasiswa akan saling memahami dan memiliki wawasan tentang sejarah TNI dan Polri di negeri ini, yang artinya setiap anggota TNI-Polri memiliki perannya masing-masing.
Selain itu, mahasiswa juga dapat memahami tugas masing-masing institusi, baik TNI maupun Polri. Sehingga akan ada pemahaman yang merata di jajaran anggota dan setelah itu akan ada saling menghormati.
"Dua lembaga TNI dan Polri merupakan dua komponen bangsa yang tidak bisa dibagi dan tidak bisa diprovokasi. Kalau ada masalah di bawah bisa cepat membisukan dan menyelesaikan secara individual," katanya.
Terkait dengan kegiatan berbalut integrasi ini, Soehartono mempresentasikan hal ini sebagai implementasi perjanjian kerja sama antara TNI AL dan Polri. Ia juga telah melaporkan kegiatan ini kepada KSAL Laksamana TNI Yudo Margono.
Dari laporan tersebut, kata Suhartono, KSAL mengapresiasi pemeliharaan kegiatan integrasi tersebut, dan jika satu minggu dirasa kurang, maka akan dievaluasi dan ditingkatkan menjadi satu bulan.
"Yang jelas, dia (KSAL) mengatakan bahwa satu minggu (implementasi sekte integrasi) kurang. Seharusnya lebih, minimal kegiatan ini satu bulan. Kita akan koordinasikan apalagi darat (TNI AD) dan udara (TNI AU) sudah gabung jadi kita akan sinkronkan kegiatannya," kata Soehartono.(Ant)
Dapatkan update berita pilihan terkini di nusantaratv.com. Download aplikasi nusantaratv.com untuk akses berita lebih mudah dan cepat melalui:




Sahabat
Ntvnews
Teknospace
HealthPedia
Jurnalmu
Kamutau
Okedeh