Hari Terakhir Radhmadhan, Warga Muslim-Hindu di India Bentrok

Hari Terakhir Radhmadhan, Warga Muslim-Hindu di India Bentrok

Nusantaratv.com - 04 Mei 2022

Terjadi bentrokan warga Muslim dengan Hindu di India/ist
Terjadi bentrokan warga Muslim dengan Hindu di India/ist

Penulis: Ramses Manurung

Nusantaratv.com - Warga Muslim dan komunitas Hindu di Jodhpur, ibu kota negara bagian Rajasthan di India bagian utara, terlibat bentrok sejak Senin (2/5/2022) atau hari terakhir Ramadhan. Agar pertikaian tidak meluas, pemerintah setempat langsung memberlakukan jam malam dan memutus jaringan internet serta menangkap sebanyak 97 orang.

Bentrokan itu terjadi saat momentum keagamaan untuk kedua komunitas; muslim menandai akhir bulan Ramadhan dan lebaran, dan umat Hindu merayakan festival Parshuram Jayanti atau peringatan kelahiran Dewa Parshuram.

Masing-masing pihak ingin mengibarkan bendera yang merepresentasikan agamanya di daerah yang sama, terutama di Gerbang Jalori Jodhpur.

Dilaporkan akibat bentrokan sebanyak 10 orang terluka dan satu orang dibawa ke rumah sakit.

Polisi berusaha membubarkan massa dengan menggunakan pentungan dan gas air mata. Massa kemudian menyerang sebuah pos polisi dan melukai empat petugas.

Pada malam harinya, situasi disebut sudah kondusif, dengan salat Idul Fitri pada Selasa (3/5/2022) berjalan dengan damai. Namun, bentrokan kedua pihak kembali meletus setidaknya di lima wilayah berbeda di Gerbang Jalori.

Baca juga: Anggota Kongres Ini Pertanyakan Sikap AS Soal Kekejaman Pemerintah India pada Minoritas Muslim

Ketua Menteri (semacam Gubernur negara bagian) Rajasthan Ashok Gehlot telah mengirim pejabat seniornya ke daerah itu untuk memastikan agar kekerasan tidak meningkat. Ia juga mengimbau masyarakat untuk menjaga perdamaian.

Hubungan antara warga Muslim dan Hindu di India memang sedang kurang baik. Sentimen dan serangan terhadap Muslim melonjak di seluruh India pada bulan lalu, termasuk pelemparan batu antara kelompok Hindu dan Muslim selama prosesi keagamaan dan penghancuran sejumlah properti yang sebagian besar milik Muslim oleh pihak berwenang.

Diketahui, komunitas Muslim merupakan minoritas dengan proporsi 14 persen dari 1,4 miliar penduduk India, mengutip CNNIndonesiacom.

Beberapa pemimpin Partai nasionalis Hindu Bharatiya Janata yang berkuasa di India disebut diam-diam mendukung kekerasan tersebut. Sementara, Perdana Menteri Narendra Modi sejauh ini bungkam tentang hal itu.

Alih-alih meredam ketegangan yang terus meningkat, muncul kebijakan yang bias. Misalnya, negara bagian Maharashtra, yang menjadi lokasi pusat keuangan India Mumbai, memberikan tenggat waktu 4 Mei kepada masjid-masjid untuk melepas pengeras suaranya karena menganggap azan sebagai polusi suara.

Dapatkan update berita pilihan terkini di nusantaratv.com. Download aplikasi nusantaratv.com untuk akses berita lebih mudah dan cepat melalui:



0

x|close