Gegara Demo Pro-Palestina, Bakal Capres AS Ditangkap Polisi

Nusantaratv.com - 29 April 2024

Jill Stein, kandidat presiden AS dari Partai Hijau tahun 2016, mengadakan unjuk rasa dan protes menentang penghentian penghitungan ulang surat suara pemilu di Cobo Center di Detroit, Michigan, 10 Desember 2016. (Foto: Rebecca Cook/Reuters)
Jill Stein, kandidat presiden AS dari Partai Hijau tahun 2016, mengadakan unjuk rasa dan protes menentang penghentian penghitungan ulang surat suara pemilu di Cobo Center di Detroit, Michigan, 10 Desember 2016. (Foto: Rebecca Cook/Reuters)

Penulis: Adiantoro

Nusantaratv.com - Bakal calon presiden (capres) Amerika Serikat (AS) dari Partai Hijau (Green Party), Jill Stein, ditangkap polisi.

Dia diamankan polisi saat demo pro-Palestina di Washington University, di St. Louis, Missouri. Penangkapan Stein terjadi di tengah tindakan keras nasional terhadap demonstrasi anti-Israel.

Stein, manajer kampanyenya, dan wakil manajer kampanyenya termasuk di antara 100 orang yang ditahan polisi saat mereka berkumpul di sebuah kamp protes di Washington University pada Sabtu (27/4/2024). 

Dilansir dari RT, Senin (29/4/2024), rekaman video menunjukkan perempuan berusia 73 tahun itu dibawa keluar dari kamp oleh tiga petugas polisi. Tangan Stein terlihat diikat ke belakang dengan tali pengikat.

Kamp protes tersebut didirikan untuk menuntut pihak universitas melakukan divestasi dari Boeing, yang memproduksi senjata yang digunakan oleh militer Israel untuk menyerang Gaza, kata manajer kampanye Stein, Jason Call, dalam pernyataannya.

"Kampanye Stein mendukung tuntutan mahasiswa dan protes damai serta pertemuan mereka di kampus," sebut Call. 

"Protes mahasiswa untuk perdamaian dan kebebasan sipil selalu mewakili bagian terbaik dari kesadaran moral kolektif kita. Solidaritas," sambungnya.

Kamp protes di Washington University merupakan satu dari sekitar puluhan kamp yang didirikan di kampus-kampus di AS dan Kanada dalam beberapa pekan terakhir. 

Selain menuntut agar universitas-universitas mereka melakukan divestasi dari perusahaan-perusahaan yang terkait dengan Israel, para pengunjuk rasa juga meminta pemerintah AS untuk menghentikan dukungan finansial dan militernya kepada Israel atas perang di Gaza.

Petugas polisi menangkap ratusan pengunjuk rasa dalam penggerebekan di 21 kampus pada Rabu. Selanjutnya, ratusan lainnya dalam penyisiran serupa pada Kamis, Jumat, dan Sabtu. 

Kendati tindakan keras ini didukung oleh Partai Demokrat dan Partai Republik, namun tindakan ini dikutuk oleh kelompok sayap kiri progresif dan anggota Partai Republik yang berhaluan libertarian.

Aktivis pro-Israel mengklaim jika protes tersebut bersifat anti-Semit, dan beberapa demonstran secara terbuka menyatakan dukungannya terhadap Hamas.

Dalam upaya untuk membenarkan penggerebekan polisi di sebuah kamp protes di Northeastern University di Boston pada Sabtu, pihak kampus mengklaim jika teriakan "Bunuh Orang Yahudi" terdengar di kamp pada malam sebelumnya. Demonstran pro-Palestina membantah tuduhan tersebut.

Stein adalah seorang aktivis Yahudi-Amerika, dan sudah lama mengkritik negara Israel. Dia menentang pembangunan pemukiman Yahudi di tanah Palestina, mendukung gerakan BDS (Boikot, Divestasi, dan Sanksi), dan menuduh Israel melakukan "genosida" di Gaza. 

Stein mencalonkan diri sebagai presiden AS pada 2012 dan 2016, meraih lebih dari 1 persen suara populer dalam kontestasi pada 2016 bersama Donald Trump dan Hillary Clinton. 

Pada November, Stein mengumumkan jika dia akan kembali mencalonkan diri sebagai presiden pada tahun ini, menjanjikan reformasi lingkungan hidup dan kebijakan luar negeri baru berdasarkan diplomasi, hukum internasional, dan hak asasi manusia.

 

Dapatkan update berita pilihan terkini di nusantaratv.com. Download aplikasi nusantaratv.com untuk akses berita lebih mudah dan cepat melalui:



0

(['model' => $post])