FFUI Edukasi Budidaya Tanaman Obat Untuk Warga Bogor

Nusantaratv.com - 16 Desember 2022

Tim Pengabdian Masyarakat (Pengmas) Fakultas Farmasi Universitas Indonesia (FFUI) menyelenggarakan kegiatan Edukasi Budidaya Tanaman Obat Keluarga (TOGA) di Desa Sasak Panjang, Kecamatan Tajur Halang, Kabupaten Bogor Jawa Barat. ANTARA/HO-Humas UI
Tim Pengabdian Masyarakat (Pengmas) Fakultas Farmasi Universitas Indonesia (FFUI) menyelenggarakan kegiatan Edukasi Budidaya Tanaman Obat Keluarga (TOGA) di Desa Sasak Panjang, Kecamatan Tajur Halang, Kabupaten Bogor Jawa Barat. ANTARA/HO-Humas UI

Penulis: Habieb Febriansyah

Nusantaratv.com - Tim Pengabdian Masyarakat (Pengmas) Fakultas Farmasi Universitas Indonesia (FFUI) menyelenggarakan kegiatan Edukasi Budidaya Tanaman Obat Keluarga (TOGA) di Desa Sasak Panjang, Kecamatan Tajur Halang, Kabupaten Bogor Jawa Barat.

"Indonesia memiliki berbagai jenis tanaman, diantaranya tanaman obat yang telah dimanfaatkan turun-temurun sebagai bahan alami untuk mengobati berbagai penyakit," kata Ketua Pengmas FFUI apt. Roshamur Cahyan Forestrania, M.Sc., Ph.D. di Kampus UI Depok, Jumat.

Ia mengatakan selain dapat dimanfaatkan dalam bidang kesehatan, tanaman obat juga memiliki nilai ekonomi cukup tinggi. Tim Pengmas FFUI menanam tiga jenis tanaman obat, yaitu benih hanjeli, rosella dan stevia di lahan Desa Sasakpanjang.

Ketiga jenis tanaman ini dipilih, karena mudah dalam proses penanaman dan dapat bertahan hidup selama tiga hari tanpa air. Selain itu, ketiga jenis tanaman ini juga bernilai ekonomi dan dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan perekonomian masyarakat.

Kegiatan pengmas FFUI selain diketuai apt. Roshamur Cahyan Forestrania juga diikuti Ketua Program Studi Pascasarjana FFUI, Dr. apt. Herman Suryadi, MS.; dosen Fakultas Pertanian Universitas Padjajaran, Dr. Fiky Yulianto Wicaksono, SP., MP., sebagai narasumber; dan seluruh tim pengabdi yang terdiri dari dosen dan mahasiswa FFUI, serta tim pengabdi dari Human Initiative.

Dr. Fiky Yulianto Wicaksono menjelaskan secara rinci mengenai kriteria umum perawatan tanaman, serta kriteria penanaman dan perawatan hanjeli, stevia, dan rosella.

Dalam merawat tanaman obat tersebut, pemberian pupuk NPK diberikan sekitar 250 kg per hektare atau kurang lebih 5 gram per tanaman. Pemberian pupuk langsung dilakukan setelah penanaman bibit. Selain itu, pupuk urea juga perlu diberikan 50–100 kg/hektare setelah 30 hari penanaman.

Benih hanjeli yang keras bisa jadi membutuhkan waktu lebih lama untuk tumbuh. Oleh sebab itu, dibutuhkan perlakuan khusus untuk bibit tersebut, misal dengan diamplas terlebih dahulu permukaannya.

Cara lainnya adalah bibit direndam air hangat 30 menit sampai 24 jam agar kulit lebih lunak lalu disemai. Benih dinyatakan gagal tumbuh bila tunas tidak tumbuh dalam waktu 14 hari setelah bibit disemai. Benih dinyatakan baik bila 80 persen benih bisa tumbuh.

Pada tanaman hanjeli, dalam satu lubang dimasukkan satu benih saja dan bisa bertahan tanpa disiram air selama 3 hari. Kedalaman tanah berkisar 5 cm saja karena bila terlalu dalam akan menyulitkan tunas tumbuh ke atas tanah. Sedangkan tanaman stevia, mudah berbunga pada lingkungan yang panas, dan diharapkan yang banyak tumbuh adalah daunnya.

Oleh sebab itu, bila ditemukan pucuk bunga pada tanaman stevia dapat dipetik agar tidak mengganggu daun tumbuh. Stevia lebih rentan terhadap kekeringan sehingga harus disiram setiap hari.

Selain itu, rentan juga terhadap gulma sehingga harus ditanam pada tanah yang sudah ditutup mulsa plastik. Kriteria penanaman dan perawatan pada tanaman rosella sama seperti hanjeli begitu pula dengan cara pemberian pupuk, namun rosella lebih rentan terhadap kekeringan sehingga harus disiram setiap hari.(Ant)

Dapatkan update berita pilihan terkini di nusantaratv.com. Download aplikasi nusantaratv.com untuk akses berita lebih mudah dan cepat melalui:



0

(['model' => $post])