Disdik Mataram Usul Kampus Merdeka Bantu Tangani Lansia Buta Huruf

Disdik Mataram Usul Kampus Merdeka Bantu Tangani Lansia Buta Huruf

Nusantaratv.com - 22 Desember 2022

Kepala Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Mataram Yusuf Zain. ANTARA/Nirkomala
Kepala Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Mataram Yusuf Zain. ANTARA/Nirkomala

Penulis: Habieb Febriansyah

Nusantaratv.com - Dinas Pendidikan Kota Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat, mengusulkan agar Program Kampus Merdeka dapat membantu menangani kasus buta huruf di kalangan lanjut usia (lansia) 65 tahun.
 
"Misalnya dengan menempatkan para mahasiswa yang sedang melaksanakan KKN (kuliah kerja nyata), diarahkan untuk mengajar lansia buta aksara di Mataram," kata Kepala Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Mataram Yusuf Zain di Mataram, Kamis.

Pernyataan itu disampaikan menanggapi angka kemiskinan di Kota Mataram tahun 2022 dari data Badan Pusat Statistik (BPS) sebesar 8,63 persen atau turun 0,02 poin dibandingkan tahun 2021 tercatat 8,65 persen.

Kemiskinan itu menyisakan sebagian kelompok tertentu seperti penyandang disabilitas berat, kalangan lanjut usia (lansia) dan buta huruf, masih memerlukan bantuan khusus secara intensif bahkan sepanjang hidup.

Dalam hal ini, Yusuf tidak menampik bahwa di Kota Mataram masih ada lansia usia 65 ke atas atau sudah tidak produktif menyandang buta huruf. Namun untuk angka pastinya belum di hitung.

"Untuk data riil lansia buta huruf akan kita koordinasikan dengan Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil (Dukcapil). Tapi kalau usia produktif, Alhamdulillah di Mataram sudah nol buta huruf," katanya.

Menurutnya, kendati buta huruf di Mataram berasal dari kalangan lansia, namun tetap menjadi atensi pemerintah untuk diintervensi agar ke depan bisa lebih mandiri ketika berada dalam kondisi darurat termasuk saat melakukan sebuah perjalanan.

"Siapa tahu para lansia ini ingin berangkat ibadah umrah atau haji. Setidaknya mereka bisa mengenal huruf untuk menghindari terjadinya masalah yang tidak diinginkan," katanya.

Hanya saja, katanya, dalam hal ini perlu dilakukan secara bersama-sama oleh para pemangku kepentingan, agar apa yang menjadi target pemerintah yakni 100 persen melek huruf bisa tercapai.

"Untuk mengentaskan buta huruf di kalangan lansia ini tidak gampang, jadi semua harus terlibat termasuk para akademisi, melalui program KKN," katanya lagi.

Menurutnya, program itu dinilai bisa efektif apabila dilakukan secara berkelanjutan tentunya dengan pendampingan tim dari kelurahan dan lingkungan setempat.

"Untuk pendampingan, pihak kelurahan dapat mengoptimalkan peran para kader. Insya Allah, jika ini bisa berjalan maka masalah buka aksara pada lansia bisa tertangani," katanya.(Ant)

Dapatkan update berita pilihan terkini di nusantaratv.com. Download aplikasi nusantaratv.com untuk akses berita lebih mudah dan cepat melalui:



0

x|close