Sembuh dari Covid-19 dan Tidak Divaksin, 5 Kali Lebih Mungkin Terpapar Lagi

Nusantaratv.com - 18 Februari 2022

Ilustrasi vaksin Covid-19. (Istimewa)
Ilustrasi vaksin Covid-19. (Istimewa)

Penulis: Adiantoro

Nusantaratv.com - Usai sembuh dari Covid-19 dan memperoleh setidaknya satu dosis vaksin akan memberikan perlindungan tambahan terhadap infeksi ulang, lapor para peneliti Israel.

Namun, jika tidak divaksinasi setelah terinfeksi Covid-19, maka lima kali lebih mungkin terpapar kembali dibandingkan mereka yang mendapatkan dosis vaksin Covid-19.

Hal itu karena kekebalan yang diperoleh lewat infeksi tidak berlangsung lama. "Ini sangat baik selama tiga bulan, dan mungkin baik untuk waktu yang lebih lama, tetapi tidak permanen," kata pakar penyakit menular Dr. Bruce Farber dari Northwell Health di Manhasset, New York, Amerika Serikat (AS), yang meninjau temuan tersebut.

Menurutnya, sangat tidak realistis untuk berpikir bila sudah terinfeksi virus corona akan memberikan kekebalan permanen. "Bukan itu yang Anda lihat dengan influenza. Bukan itu yang Anda lihat dengan virus corona biasa. Bukan itu yang kita lihat dengan rhinovirus. Orang-orang terinfeksi berulang kali. Dan saya pikir itu akan terjadi di sini," ungkap Farber, seperti dikutip dari UPI, Jumat (18/2/2022).

Dia menambahkan banyak pasien berpikir karena mereka telah memiliki antibodi dari Covid-19, sehingga mereka tidak memerlukan vaksin. "Itu semakin sering terjadi sekarang. Apa yang saya katakan kepada mereka adalah: Anda tahu, Anda benar, ada beberapa kekebalan dari Covid-19, tetapi Anda dapat memperpanjang kekebalan itu dan memperkuat kekebalan itu dengan booster," lanjutnya.

Farber memperkirakan orang akan membutuhkan suntikan Covid-19 tahunan. Saat ini, kata dia, tingkat infeksi berkurang, tetapi lebih banyak varian virus kemungkinan akan muncul. "Kita bisa santai sekarang, tapi kita mungkin perlu mengevaluasi kembali jika tingkat masyarakat naik," tambahnya.

Untuk penelitian ini, tim yang dipimpin oleh Ronen Arbel dari Clalit Health Services di Tel Aviv mengumpulkan data lebih dari 149.000 pasien di Israel. Semua telah pulih dari Covid-19 dan belum pernah divaksinasi sebelumnya.

Lebih dari 83.000 di antaranya divaksinasi setelah sembuh. Dari mereka, 354 terinfeksi Covid-19 lagi, dibandingkan dengan 2.168 yang tetap tidak divaksinasi. "Itu berarti sekitar dua infeksi ulang per 100.000 di antara pasien yang divaksinasi dibandingkan dengan 10 per 100.000 di antara yang tidak divaksinasi."

Data ini didasarkan pada vaksin Pfizer-BioNTech, yang 82 persen efektif di antara anak berusia 16 hingga 64 tahun, dan 60 persen efektif di antara orang tua. "Efektivitasnya sama apakah pasien menerima satu atau dua dosis," catat para peneliti. 

Temuan itu mendukung bukti dari penelitian sebelumnya yang menemukan satu dosis cukup untuk melindungi terhadap infeksi ulang. Marc Siegel adalah profesor kedokteran klinis di NYU Langone Medical Center di New York City.

Siegel, seorang ahli penyakit menular yang tidak terlibat dalam studi baru, mengatakan, "Orang yang memiliki Covid-19 harus mendapatkan vaksin. Berapa dosis yang mereka dapatkan berkaitan dengan dokter dan situasi mereka."

Tapi, dia menyarankan, setiap orang harus mendapatkan setidaknya satu dosis. "Saya tidak bisa memikirkan alasan untuk tidak melakukan itu," ucap Siegel.

"Ini adalah tembakan yang bagus. Ini adalah pandemi dan merupakan keajaiban kami memiliki vaksin ini. Vaksin ini bekerja. Kekebalan yang Anda dapatkan darinya adalah penting dan membuatnya di atas pemulihan adalah strategi yang baik," tukas Siegel.

Temuan itu dipublikasikan secara online pada Rabu (16/2/2022) di New England Journal of Medicine.

Dapatkan update berita pilihan terkini di nusantaratv.com. Download aplikasi nusantaratv.com untuk akses berita lebih mudah dan cepat melalui:



0

(['model' => $post])