Bisa Dilakukan di Rumah! Tes Genetik untuk Deteksi Awal Risiko Kanker dari Peneliti ITB

Nusantaratv.com - 10 April 2022

Simbol peduli dan siap melawan kanker/ist
Simbol peduli dan siap melawan kanker/ist

Penulis: Andi Faisal | Editor: Ramses Manurung

Nusantaratv.com - Penyakit kanker masih menjadi salah satu penyakit paling mematikan di dunia. Data Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada tahun 2020, sebanyak 234 ribu jiwa di Indonesia meninggal dunia akibat kanker.

Deteksi dini menjadi salah satu kunci penting bagi kesembuhan penderita kanker. 
Untuk itu penting menemukan metode atau alat deteksi dini kanker agar penyakit tersebut bisa diatasi.

Sekolah Tinggi Teknologi dan Sains Hayati ITB dan DeBio Network menawarkan layanan tes genetik untuk mendeteksi awal risiko kanker. Bisa dilakukan hanya dari rumah.

Caranya adalah dengan mengembangkan screening untuk mendeteksi mutasi di gen BRCA-1 dan BRCA-2, yang diduga kuat berhubungan dengan risiko kanker payudara, rahim, prostat, pankreas, dan melanoma.

Peneliti dari Sekolah Tinggi Ilmu dan Teknologi Hayati ITB - Dr. rer. Nat. Marselina Irasonia Tan mengatakan, deteksi mutasi gen tersebut juga dapat memberikan rencana terapi terbaik bagi pasien kanker.

"Mendeteksi mutasi BRCA 1 dan 2 sangat penting terutama dalam memberikan terapi terbaik untuk pasien. Mutasi BRCA 1 dan 2 bisa diobservasi menggunakan DNA sel bebas, sebuah potensi komponen dari biopsi likuid," kata Marselina Irasonia Tan.

Saat ini DeBio Network bersama ITB menyediakan layanan tes genetika BRCA berbasis urine dengan hanya membutuhkan 5 mL sampel urine dalam waktu maksimal 63 hari.

Tes difokuskan kepada mutasi exon2 dari gen BRCA-1, sehingga bisa diketahui risiko munculnya kanker payudara atau rahim di masa depan.

Ahli biomolekul dan genetika dari SITH ITB - Dr. Karlia Meitha mengatakan, metode tes terbaru itu memungkinkan pengambilan sampel secara non-invasif dan tidak seperti metode lain yang membutuhkan pengambilan darah.

Hal senada disampaikan CEO DeBio - Pandu Sastrowardoyo. Ia  berharap ke depan akan ada banyak jenis kanker lain yang bisa terdeteksi lebih dini.

Kanker payudara sendiri merupakan jenis kanker paling banyak ditemui di seluruh dunia. Tercatat sekitar 7,8 juta perempuan terdiagnosa menderita penyakit berbahaya tersebut dalam kurun waktu 2015 hingga 2020.

Kanker payudara juga merupakan kanker dengan tingkat kematian tertinggi. Namun deteksi dini dan tindakan yang lebih baik telah menurunkan statistik ini sebesar 41 persen dibandingkan tahun 1980an.

Riset Alkabban dan Ferguson pada tahun 2018, mencatat 93 persen kanker payudara stadium 2 masih bisa diselamatkan jika terdeteksi dini selama lima tahun pertama. (dari berbagai sumber)

Dapatkan update berita pilihan terkini di nusantaratv.com. Download aplikasi nusantaratv.com untuk akses berita lebih mudah dan cepat melalui:



0

(['model' => $post])