Berbahaya Jika Terlambat! Begini Cara Mengenali Penyakit Jantung Bawaan Sejak Dini pada Anak

Nusantaratv.com - 13 Februari 2022

Pemeriksaan kesehatan jantung pada bayi/ist
Pemeriksaan kesehatan jantung pada bayi/ist

Penulis: Andi Faisal | Editor: Ramses Manurung

Nusantaratv.com-Penyakit jantung tergolong penyakit yang berpotensi mengancam jiwa, dengan tingkat kematian tinggi di seluruh dunia dan Indonesia. Data  Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2018 menunjukkan peningkatan jumlah penderita penyakit jantung setiap tahunnya. 

Tingginya angka kematian dan penderita penyakit jantung disebabkan kurangnya 
kesadaran masyarakat untuk mengenali penyakit jantung bawaan yang dialaminya.

dr. Risalina Myrtha, Sp.JP., Dokter Spesialis Jantung dan Pembuluh Darah Rumah Sakit (RS) Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta menjelaskan kelainan jantung bawaan adalah suatu kondisi kelainan struktural atau fungsional jantung yang dimiliki sejak lahir.

Ada berbagai macam kelainan jantung tergantung jenis kelainan yang terjadi. 

Kelainan jantung bawaan secara umum dibagi menjadi kelainan jantung bawaan kritis dan non kritis. 

Kelainan jantung bawaan kritis memerlukan perhatian serius segera dalam bulan pertama hingga tahun pertama kehidupan supaya dapat bertahan.

Sedangkan kelainan jantung bawaan non kritis dibagi menjadi kelainan yang secara klinis signifikan dan non-signifikan. 

Salah satu contoh kelainan jantung bawaan kritis adalah adanya hambatan keluar dari jantung yang signifikan keluar seperti tricuspid atresia, koarctasio aorta, dan Hypoplastic Left Heart Syndrome (HLHS). 

Adapun contoh kelainan jantung bawaan non kritis yaitu Atrial Septal Defect (ASD) dan Ventricular Septal Defect (VSD). 

Selain itu, kelainan jantung bawaan juga dibagi menjadi kelainan yang menyebabkan sianosis (biru) dan tidak biru.

Dr. Maria Galuh K. S, Sp. A, M. Kes, Dokter Spesialis Anak RS UNS menerangkan 
kelainan jantung bawaan itu bisa terjadi sejak lahir. Bahkan bisa terdeteksi ketika saat ibu hamil melakukan pemeriksaan Ultrasonografi (USG).

Gejala Kelainan Jantung Bawaan

Gejala yang muncul pada bayi yang mengalami kelainan jantung bawaan yakni nafas terengah-engah saat sedang disusui dan rasa kurang nyaman sehingga sering berhenti.

Namun untuk memastikan apakah kondisi terengah-engah yang dialami bayi merupakan gejala kelainan jantung bawaan perlu dikaji terlebih dahulu penyebabnya.

Gejala lainnya adalah kenaikan berat badan yang tidak sesuai dengan rekomendasi atau istilah kekiniannya BB seret dan gagal tumbuh.

Seringnya batuk pilek berulang, radang berulang dapat terindikasi merupakan gejala kelainan jantung.

dr. Galuh menambahkan, gejala penyakit jantung bawaan itu memang ada yang bisa diketahui di awal saat bayi. Misalnya bayi lahir tidak langsung menangis, atau mungkin ada sesak yang berlebihan. Tetapi justru banyak penyakit jantung bawaan itu tidak bisa dideteksi di awal kelahiran.

Penyakit jantung bawaan tidak selalu berupa lubang atau kelainan sekat yang dapat terdengar pada saat pemeriksaan seorang Dokter.

Pada 90% kasus kelainan jantung bawaan seringkali tidak diketahui faktor penyebabnya.  

Tapi ada beberapa penyebab atau faktor risiko kelainan jantung bawaan, antara lain faktor genetik. Penyebab lainnya adalah ibu yang menderita diabetes mellitus atau sakit gula, mengonsumsi alkohol dan rokok, dan penggunaan beberapa jenis obat-obatan saat hamil, misalnya lithium, yang digunakan sebagai terapi gangguan jiwa.

Paparan asap rokok seringkali tidak disadari juga menyebabkan kelainan jantung bawaan. Hasil studi menyebutkan nikotin dapat menurunkan kadar oksigen hingga 30-40% sehingga dapat mengganggu penyerapan zat gizi penting seperti kalsium, vitamin, mineral, dan lain-lain. Hal ini dapat mempengaruhi proses pembentukan anatomi jantung, terutama pada trimester pertama kehamilan.

Kelainan jantung bawaan kritis merupakan salah satu penyebab terbanyak kematian bayi baru lahir. 

Kelainan jantung bawaan kritis sebetulnya bisa dideteksi dengan menggunakan skrining oksimetri pada bayi berumur 24-48 jam pada tangan kanan dan kaki. Namun pada beberapa kasus tidak ada gejala dan seringkali baru terdeteksi pada usia dewasa.

Terapi dan Pengobatan

Terapi dan pengobatan penyakit jantung bawaan tergantung dengan jenis kelainan yang dialami. Memang ada beberapa kasus lubang yang ukurannya kecil bisa menutup pada usia tertentu, namun jika belum tertutup dengan sendirinya bisa melalui bedah atau intervensi non-bedah dipasang seperti payung untuk menutup lubang tersebut.

Perlu diketahui, terapi bedah atau non-bedah, tergantung pada jenis kelainannya dan mungkin diperlukan pemeriksaan lanjutan lagi selain ekokardiografi dada, seperti ekokardiografi melalui mulut (ekokardiografi transesofageal), CT scan, maupun MRI.

Untuk itu, seorang anak yang sudah didiagnosis memiliki kelainan jantung bawaan tentunya harus tetap dipantau mengenai gejalanya, semakin memberat atau tidak, bagaimana kepatuhan minum obatnya, dan seperti apa terapinya.

Paling mudah adalah pemantauan berat badan dan tinggi badan secara mandiri dan perhatikan pada grafik atau melalui aplikasi PrimaKu dari www.idai.or.id, apabila memang didapatkan penambahannya tidak sesuai, maka harus kontrol rutin untuk mendapatkan penanganan sedini mungkin.

Sementara terkait imunisasi, imunisasi yang diterima anak dengan kelainan jantung bawaan sama dengan anak-anak lainnya yang tidak memiliki kelainan jantung bawaan. Yang perlu diperhatikan kondisinya saat menerima imunisasi tersebut. Kalau sedang bergejala berat, sebaiknya ditunda dulu menerima imunisasi yang virus hidup seperti BCG, polio, Measles and Rubella (MR), vaksin varicella, dan Japanese Encephalitis (JE). (dari berbagai sumber)

Dapatkan update berita pilihan terkini di nusantaratv.com. Download aplikasi nusantaratv.com untuk akses berita lebih mudah dan cepat melalui:



0

(['model' => $post])