Beberapa Destinasi Wisata Alam Desa di Sekitar Danau Toba

Nusantaratv.com - 16 Februari 2023

Pesona Desa di sekitar Danau Toba
Pesona Desa di sekitar Danau Toba

Penulis: Supriyanto

Nusantaratv.com - Saat mendengar kata Toba, tentu bayangan banyak orang akan langsung tertuju pada sebuah danau nan luas di daerah Sumatera Utara. Danau yang terbentuk dari ledakan supereruption beberapa ribu tahun lalu ini banyak menyedot perhatian banyak orang karena keindahan alamnya yang begitu mempesona. Terlebih ada pulau Samosir yang terletak di tengah danau.

Begitu terkenalnya, danau Toba membuat orang tak menyadari bahwa danau yang begitu luas itu terletak di daerah yang bernama Toba. Hebatnya penataan destinasi wisata di daerah Toba ditata dengan apik, tanpa merusak ekosistem di sekitarnya. Hal ini membuktikan bahwa dengan pengelolaan yang baik, keberadaan tempat wisata tak akan mengganggu dan tak merusak alam.

Pesona danau toba telah membuat banyak orang kurang menyadari bahwa di daerah Toba ada destinasi wisata lain yang tak kalah menarik yang patut untuk dikunjungi. Beberapa destinasi wisata selain danau toba itu terletak di desa Sibaganding, Simalungun, Lumban Silintong, dan Siboruon.

Berikut ulasan destinasi wisata yang terletak di desa-desa tersebut agar saat Sobat Pesona berkunjung ke Danau Toba bisa menyempatkan diri mengunjungi tempat-tempat wisata lain di daerah itu.

Pertama, mari mengulik keistimewaan panorama danau di sekitar Desa Sibaganding.

Bagi sebagian besar wisatawan, memandangi pesona biru permukaan Danau Toba mungkin kerap dilakukan. Namun, bagaimana dengan anugerah alam yang terdapat di bawah permukaan danau Toba itu sendiri? Tentu saja jangan sampai terlewatkan. Ternyata, Danau Toba memiliki kekayaan hayati yang dapat memenuhi pangan masyarakat sekitar maupun meningkatkan ekonomi setempat karena dapat diperdagangkan. 

Seperti yang dituturkan seorang nelayan bernama Bu Elfrida. Sembari bekerja di atas sampan, beliau berbagi cerita perihal hasil ikan dan lobster yang didapatnya. Di Desa Sibaganding ini, dikatakan bahwa sebagian besar mata pencaharian warganya adalah nelayan. Per harinya, tiap nelayan dapat menangkap 1-5 kg. lobster yang biasanya dijual ke restoran seafood dengan harga Rp 85.000/kg. Cara penangkapannya pun tidak menggunakan alat-alat yang dapat merusak lingkungan.

Menurutnya, lobster Danau Toba ini tak hanya memperkaya kuliner setempat melainkan juga banyak disukai wisatawan.

Selanjutnya, hamparan perkebunan kopi di Desa Simalungun juga mencuri perhatian. Kopi yang ditanam bukan sembarang kopi. Pak Sunggu Manik, salah satu petani kopi sekaligus pemilik kebun kopi di desa ini bahkan bercerita, bahwa beberapa waktu lalu, dirinya bersama para petani kopi di desanya terpilih mendapatkan pelatihan pengolahan kopi. Pihak yang mengadakan seminar ini juga tak sembarangan. Mereka datang dari perusahaan coffee shop ternama kelas internasional. Para petani kopi Simalungun memiliki kesempatan berharga seperti ini dikarenakan biji kopi Arabica yang dihasilkan memang berkualitas. Salah satu alasannya barangkali karena tanaman kopi berada di ketinggian 1000 meter.

Kopi-kopi ini dipanen seminggu sekali dengan jumlah mencapai 15 kg. Biasanya, pada April dan Agustus atau sekitar Oktober dan November. Memang pada akhirnya tergantung dengan kapan datangnya hujan. Hari panen kopi biasanya adalah hari Rabu atau Kamis. Kopi digiling pada hari Kamis dan dijemur pada hari Jumat. Hari Sabtu kopi dijual ke pasar. Harganya dalam bentuk biji sekitar Rp 11.000/kg. Lalu, jika dijual dalam bentuk gabah, kurang lebih Rp 30.000/kg. Produk kopi paling menguntungkan jika dijual dalam kondisi sudah digiling. Jika memang sudah siap minum begini, harganya berkisar Rp 300.000/kg.

Kawasan perkebunan kopi juga dapat ditemui di Desa Siboruon. Di desa tersebut, warganya bahkan telah memiliki produk kopi lokal sendiri. Hal ini tentu saja menambah daftar usaha kecil menengah di desa ini. Nama produk kopinya adalah Otara Coffee. Di beberapa lokasi desa ini, terlihat pemandangan biji-biji kopi tengah dijemur.

Berbicara mengenai Desa Wisata Siboruon, jangan lupa mencicipi makanan khas mereka, yaitu Ayam Rias. Rasanya begitu gurih, asam, dan segar. Bu Kurnia Siregar adalah juru masak yang dipercaya untuk meracik berbagai jenis makanan khas di desa ini.

Bumbu dasar dari Ayam Rias adalah daun rias yang katanya hanya tumbuh di desa ini. Bu Kurnia menunjukkan tanamannya. Tanamannya menyebar di sisi-sisi jalan setapak desa. Melihat dari bentuk bunganya, kemungkinan rias ini adalah kecombrang. Untuk membuat masakan Ayam Rias, bagian dari tanaman yang digunakan adalah batangnya.


Selain produk pangan yang tetap menomorsatukan keseimbangan ekosistem alam dalam penanamannya, pesona Toba juga dapat dilirik dari adanya konservasi para hewan langkanya. Menariknya, fauna langka ini tetap dikondisikan hidup bagaikan di alam bebas. 

Bagi kalian yang tertarik mengamati hewan primata, destinasi yang harus dituju adalah Monkey Forest Sibaganding. Di tempat ini, tinggal primata yang dikondisikan hidup di alam bebas. Saat ingin memanggil mereka turun dari bukit untuk keperluan wisata, pemandu akan meniupkan terompet khusus. Maka hewan-hewan ini akan berdatangan muncul dari pepohonan dan semak belukar.

Karena itu, meski dibiarkan tetap hidup di alam bebas, hewan primata di Desa Sibaganding ini tetap dapat menjadi salah satu elemen wisata alam yang menarik. Berilah makanan pisang dan kacang yang disediakan agar mereka mau mendekat. Hewan-hewan ini tergolong jinak, meski berada dalam alam kebebasan. Pengelola memang tetap mengutamakan ekosistem hutan agar para primata tetap nyaman hidup di habitat aslinya.

Kemudian, yang tak boleh ketinggalan adalah mengunjungi Esther si gajah betina dan baik hati. Mamalia bertubuh besar ini dikenal lembut hati, perasa, dan pandai bersahabat dengan pengunjung yang datang. Usia Esther saat ini 39 tahun dan tinggal bersama kawan-kawannya di Aek Nauli Elephant Conservation Camp yang berada di Desa Simalungun.

Di tempat ini terdapat empat ekor gajah, yaitu 1 jantan dan 3 betina. Wahana tempat tinggal Esther adalah salah satu tempat konservasi dan edukasi yang wajib disambangi, tak hanya untuk dapat bercengkerama dengan gajah, melainkan juga ini juga sebagai sarana pendidikan anak untuk mengenai alam dan gajah.

Di sana kita akan semakin menyadari, bahwa memang semestinya manusa dan binatang harus hidup berdampingan karena kita berbagi bumi yang sama. 


Ingat Sobat Pesona, meski kini pandemi covid-19 sudah mereda, saat jalan-jalan ke luar rumah, selalu terapkan protokol kesehatan, seperti memakai masker, menjaga kebersihan tangan, dan menjaga jarak. Segerakan vaksinasi booster agar imun kita semakin kuat!

Cari tahu juga informasi tentang pariwisata Indonesia di akun Instagram @pesona.indonesia, Facebook @pesona.indonesia, Twitter @pesonaindonesia, TikTok @pesonaindonesia, Youtube Pesona Indonesia, dan kunjungi website www.indonesia.travel- estimasi Selasa Pak Bayu datang lagi
 

0

(['model' => $post])