5 Desa Sekitar Labuan Bajo, Cocok untuk Wisata Berkelanjutan

Nusantaratv.com - 13 April 2023

Desa Sekitar Labuan Bajo, Cocok untuk Wisata Berkelanjutan
Desa Sekitar Labuan Bajo, Cocok untuk Wisata Berkelanjutan

Penulis: Supriyanto

Nusantaratv.com - Ditetapkan sebagai salah satu dari lima Destinasi Super Prioritas (DSP) Indonesia, Labuan Bajo tentu memiliki keunggulan dan daya tariknya sendiri. Surga tersembunyi yang ada di Indonesia bagian timur ini terletak di Kecamatan Komodo, Kabupaten Manggarai Barat, Provinsi Nusa Tenggara Timur. 

Selain memiliki banyak pesona wisata alam dan bahari, Labuan Bajo juga memiliki destinasi wisata berkelanjutan yang memiliki andil dalam upaya pelestarian lingkungan. 

Bagi Sobat Pesona yang hendak berkunjung ke Labuan Bajo dan ingin tahu tentang wisata berkelanjutan, silakan kunjungi beberapa desa di bawah ini.

1. Desa Wae Rebo


 
Selain mendapat julukan sebagai “desa di atas awan”, desa Wae Rebo ternyata juga ditetapkan sebagai situs warisan dunia. Desa ini terletak di Kampung Satar Lenda, Kecamatan Satar Mese, Kabupaten Manggarai Barat, Flores, Nusa Tenggara Timur. 

Upaya menjaga keberlanjutan lingkungan di desa ini antara lain dengan dibatasinya penggunaan listrik, memproduksi makanan yang bersumber dari lahan perkebunan setempat, serta kearifan lokal yang terdapat pada detail arsitektur tradisionalnya. Di desa ini terdapat tujuh rumah adat “Mbaru Niang” yang diakui sebagai situs warisan budaya dunia. Jadi jangan lewatkan ya untuk berkunjung ke Situs warisan dunia ini. 

2. Desa Bena

Tahukah Sobat Pesona, kalau di sekitar Labuan Bajo ada sebuah perkampungan megalitikum? Saat Sobat Pesona menginjakkan kaki di perkempungan ini, nuansa purbakala begitu terasa.
Perkampungan tersebut adalah Desa Bena yang terletak di Kecamatan Aimere,  Kabupaten Ngada, Nusa Tenggara Timur. Selain itu, lokasinya yang berada di puncak bukit dan berlatar belakang Gunung Inerie membuat desa ini begitu mempesona. Desa ini masih mempertahankan suasana desa dan gaya hidup warisan leluhur mereka seperti rumah tradisional yang dibuat dari material alami serta sumber konsumsi yang berasal dari perkebunan setempat. 
 

3. Desa Tololela 

Sobat Pesona ingin menikmati budaya dan alam desa yang autentik? Coba mampir ke Desa Tololela. Desa yang terletak di Kecamatan Jerebuu, Kabupaten Ngada, Nusa Tenggara Timur ini bersemayam di kaki Gunung Inerie. Adat dan budaya di desa ini masih sangat kental, salah satunya terlihat dari bentuk rumah tradisional yang unik, terbuat dari kayu dengan beratapkan ilalang. Penggunaan bahan alami dan lokal untuk kehidupan sehari-hari masyarakat adalah warisan leluhur yang dijaga keberlanjutannya. Di desa ini juga terdapat bangunan historis yaitu berupa kuburan batu tua lancip yang terletak di tengah lapangan dan Ngadu Baga atau miniatur bangunan yang didedikasikan untuk menghormati Bapa (Ngadu) dan Ibu (Baga). Wah, sangat menarik ya, Sobat Pesona.

 

4. Desa Cancar

Mari menghirup udara segar pesawahan nan luas di Desa Cancar yang terletak di Kecamatan Ruteng Manggarai, Pulau Flores, Nusa Tenggara Timur. Desa ini memiliki daya tarik utama yaitu area persawahan yang berbentuk jaring laba-laba dan disebut “Lodok” oleh masyarakat setempat. Profesi sebagian besar masyarakat desa adalah sebagai petani. Mereka mengelola area persawahan ini dengan sistem khusus yang disebut “Lingko” , yang mengatur pembagian dalam pengelolaan sawah yang dilakukan oleh ketua adat kepada masyarakatnya. Sistem ini juga dijaga keberlanjutannya karena membawa manfaat bagi masyarakat setempat.

 

5. Desa Wologai 

Desa adat lain yang perlu Sobat Pesona kunjungi saat liburan di Labuan Bajo adalah Desa Wologai yang terletak di Kabupaten Ende. Desa yang berdiri di puncak bukit yang dikelilingi perbukitan hijau nan luas ini diperkirakan sudah ada sejak sekitar 800 tahun yang lalu. Desa Wologai juga memiliki rumah adat yang khas. Uniknya adalah setiap rumah dihiasi dengan ukiran yang menunjukkan kehidupan sehari-hari penduduk setempat. Desa ini juga menjalankan beberapa ritual tradisional, seperti ritual panen di bulan April “Keti Uta” dan ritual menumbuk padi di bulan September “Ta’u Nggua”. Masyarakat setempat menjaga lingkungan tetap asli yaitu dengan merawat rumah adat serta senantiasa menggunakan bahan alami dalam kehidupan sehari-hari.

Wah, ternyata desa-desa di Labuan Bajo di atas memang sangat disayangkan kalau dilewatkan ya, Sobat Pesona. Dengan mengunjungi desa-desa di atas, Sobat Pesona juga turut andil dalam mewujudkan pariwisata yang berkelanjutan di desa-desa tersebut. Yuk, kunjungi!

Dan ingat, saat jalan-jalan ke luar rumah, selalu terapkan protokol kesehatan, seperti memakai masker, menjaga kebersihan tangan, dan menjaga jarak. Lalu, yang tak kalah penting, yuk segerakan vaksinasi booster agar imun kita semakin kuat!

Cari tahu juga informasi tentang pariwisata Indonesia di akun Instagram @pesona.indonesia, Facebook @pesona.indonesia, Twitter @pesonaindonesia, TikTok @pesonaindonesia, Youtube Pesona Indonesia, dan kunjungi website www.indonesia.travel, ya!

0

(['model' => $post])