Menelusuri Museum Bawah Tanah yang Awalnya Sebuah Bunker Tahun 60-an

Nusantaratv.com - 14 Juli 2023

Sebuah bunker yang tersembunyi di tengah hutan dan tertutup oleh lebatnya pepohonan mulai dibersihkan dan dibuka untuk umum.((AFP/GETTY IMAGES))
Sebuah bunker yang tersembunyi di tengah hutan dan tertutup oleh lebatnya pepohonan mulai dibersihkan dan dibuka untuk umum.((AFP/GETTY IMAGES))

Penulis: Supriyanto

Nusantaratv.com - Sebuah bunker yang tersembunyi di tengah hutan dan tertutup oleh lebatnya pepohonan mulai dibersihkan dan dibuka untuk umum. Bunker dengan kedalaman 60 meter ini dibangun tahun 60-an saat puncak ketegangan perang dingin untuk antisipasi jika terjadi perang nuklir.

Berada di hutan Rold di Utara Jutland, sekitar 400 km Barat Laut Kopenhagen, Denmark, bangunan beton yang kokoh dan luas itu kini disulap jadi Museum Perang Dingin bawah tanah REGAN VEST. Museum ini jadi bukti menakjubkan sekaligus bukti paranoia era Perang Dingin.

Bunker yang terungkap pada tahun 2012 ini, awalnya untuk mengevakuasi para pejabat pemerintah Denmark dan ratu apabila perang nuklir pecah. Dari sinilah roda pemerintahan akan dijalankan seandainya terjadi perang nuklir.

Setelah menyiapkannya selama bertahun-tahun, akhirnya bunker tersebut dibuka untuk umum pertama kalinya pada Februari 2023 sebagai museum.

Hanya 50.000 pengunjung yang diizinkan setiap tahunnya, dan akses dibatasi untuk kelompok kecil beranggotakan 10 orang.

Dalam tur yang dipandu selama 90 menit, pengunjung dapat menjelajahi ruang-ruang seluas 2km dalam bunker labirin tersebut.

Ini adalah perjalanan menembus kapsul waktu pada era Perang Dingin sekaligus membuka mata para pengunjungnya tentang apa yang terjadi saat itu.

Setelah keluar dari stasiun kereta api di kota kecil Skørping, perjalanan menuju bungker dimulai. Saya langsung naik taksi untuk perjalanan singkat ke Hutan Rold.

Pengemudi taksi mengaku belum pernah mendengar tentang bunker misterius itu, dan tanpa sinyal telepon, kami akhirnya berputar-putar mencoba menemukannya.

Untungnya, tak lama kemudian, kami menemukan jalan menuju kompleks bangunan logam dengan kaca gelap yang sebagian tertutup di lereng bukit yang menjadi lokasi pusat kunjungannya.

Di bawah hutan rimbun yang menjulang tinggi dan langit biru nan cemerlang, saya melangkah di jalan pendek menuju pintu masuk bunker, tempat yang dulu dijaga polisi bersenjatakan pistol dan granat tangan.

Kusen pintu beton lapuk telah berubah warna menjadi hijau karena digerogoti lumut dan lembap, dan terlihat sangat biasa, sehingga jaringan terowongan luas yang tersembunyi di baliknya terlihat makin mencengangkan.

Dindingnya yang melengkung dan berusuk dirancang untuk memperlambat gelombang tekanan ledakan nuklir. (AFP/GETTY IMAGES)

 

“Ini termasuk bagian dari menjaga kerahasiaannya,” kata Bodil Frandsen, kurator museum dan sejarawan, saat dia menyambut saya di dalam bersama rekannya, Lars Christian Nørbach, Direktur Museum North Jutland.

Saat memasuki terowongan tersebut, saya merasa seperti sedang melangkah ke alam semesta yang serba rahasia. Saya belum pernah melihat tempat seperti itu.

“Dengarkanlah,” kata Nørbach, saat pintu ditutup, menghalangi sinar terakhir dari cahaya alami dan mengirimkan bunyi bergema di terowongan sepanjang 300m di depan kami.

Rasa antisipasi saya semakin tumbuh saat kami terus menyusuri lorong yang diukir di lereng bukit kapur ini.

Yang sebenarnya hanya berjalan kaki selama beberapa menit terasa lebih lama saat kami menelusuri dinding melengkung yang dirancang guna memperlambat gelombang tekanan ledakan nuklir.

Akhirnya kami sampai pada sepasang pintu nan berat yang kedap udara, menandai awal dari bunker yang sebenarnya.

Perhentian pertama kami adalah ruang mesin, tempat generator diesel yang dirancang untuk menjaga agar fasilitas di dalamnya tetap berjalan normal.

Setelah ditutup dari dunia luar, akan ada cukup listrik, udara daur ulang, dan pasokan lainnya selama 10 hari, jelas Frandsen, yang menyamakannya dengan kapal selam “yang sedang mendarat”.

Perang Dingin adalah periode ketegangan politik dan militer yang akut antara blok Barat dan Timur, yang bersekutu dengan AS dan Uni Soviet.

Periode ini berlangsung tak lama setelah Perang Dunia Kedua hingga awal 1990-an, yang memicu perlombaan senjata nuklir.

Setelah pengujian Soviet terhadap bom hidrogen yang berpotensi menimbulkan bencana - dan kemudian Krisis Rudal Kuba - ketakutan akan Armagedon semakin meningkat.

Kompleks bunker membeku dalam waktu, dengan peralatan kuno tertinggal di kantor-kantor yang tidak tersentuh.(AFP/GETTY IMAGES)

 

“Anda belum pernah melihat senjata seperti itu,” kata Frandsen.

“Senjata itu jauh lebih kuat dan jauh lebih merusak. Senjata itu menuntut cara berpikir dan perencanaan yang baru.”

Menjadi anggota NATO sejak 1949, lokasi Denmark di muara Laut Baltik (masih) penting secara strategis, tetapi kedekatannya dengan Tirai Besi juga membuatnya rentan, itulah sebabnya negara bersiap menghadapi yang terburuk.

Konstruksi REGAN Vest dimulai pada 1963 dan selesai lima tahun kemudian.

Bentuk akhir bunker anti nuklir adalah raksasa berukuran 5.500 meter persegi, berbentuk seperti dua cincin besar yang terhubung, masing-masing dengan lantai atas dan bawah, dan lebih dari 230 kamar yang dapat menampung sekitar 350 orang.

Sebagian besar akan mencakup para menteri dan pembantunya, bagian dari sturktur pemerintahan yang dirampingkan dengan tugas menjalankan urusan negara selama masa-masa paling kelam, ditambah beberapa staf medis, sejumlah jurnalis, dan seorang pendeta.

Saat kami melewati koridor yang suram, saya tercengang melihat kantor-kantor tak tersentuh, yang masih dilengkapi telepon dan alat tulis kuno, ruang komunikasi dan studio radio kecil.

Semuanya membeku dalam waktu. Sebagian besar dekorasinya berasal dari 1960-an dan 70-an, termasuk lusinan kursi klasik orisinal karya desainer ikonik Denmark, Arne Jacobsen.

“Ini dunia yang berbeda di sini,” kata Nørbach. “Yang istimewa di sini adalah bunker ini asli. Semacam kapsul waktu. Kapsul waktu yang cukup besar.”

Regan Vest dibangun pada awal 1960-an di puncak ketegangan Perang Dingin.(AFP/GETTY IMAGES)

 

Dan itulah mengapa REGAN Vest begitu unik. Ada pemerintahan lainnya dalam bunker, jelasnya, tetapi bunker telah diperbarui, isinya dihilangkan, atau tidak dibuka untuk umum.

Syukurlah, Perang Dunia Ketiga tidak terjadi dan fasilitas tersebut hanya digunakan untuk latihan evakuasi, meskipun tetap berstatus siaga sampai 2003, hingga pada akhirnya dinonaktifkan.

Sembilan tahun kemudian, rahasia lama ini berakhir dan kemudian dilaksanakan persiapan selama hampir satu dekade untuk melestarikan bunker ini sebagai museum.

Meskipun saya memiliki ingatan tentang runtuhnya Tembok Berlin, sebagai anak tahun 1980-an, Perang Dingin adalah era yang tidak pernah benar-benar saya ketahui.

Namun, memasuki “Situation Room” bunker adalah pelajaran yang sulit. Peta militer Skandinavia dan Uni Soviet menutupi tembok, disiapkan untuk rapat-rapat yang tak pernah terjadi.

“Jika Anda melihat peta, dan mengingat bagaimana pembagian di Jerman, maka Denmark adalah negara garis terdepan,” jelas Frandsen.

Ini adalah masa penuh ketakutan dan paranoia, tetapi juga kesiapsiagaan.

Dari ruang bawah tanah di taman kanak-kanak hingga benteng militer, sekitar 14.000 bangunan era Perang Dingin didirikan di seluruh Denmark - dan saya terkejut saat mengetahui bahwa ada kompleks besar serupa lainnya, yang disebut Regan Øst (Timur).

“Saya tidak bisa memberi tahu lebih banyak tentang itu, karena masih beroperasi dan dirahasiakan,” kata Frandsen.

Ratu Margrethe memiliki tempat tinggalnya sendiri di sini jika terjadi perang nuklir.(AFP/GETTY IMAGES)

 

Berjalan di sepanjang lorong bundar pada bagian tempat tinggal, sejujurnya, agak membingungkan saya.

Dan kecuali tangga yang dicat hijau, biru, kuning, dan jingga, akan sangat mudah tersesat.

Saya melihat sekilas kehidupan nyata: kamar sederhana dengan tempat tidur susun; topi pelindung masih diletakkan dalam kondisi siap dipakai.

“Ini adalah ruang VIP. Dengan karpet di lantai,” Nørbach mengumumkan, saat kami memasuki kamar tidur sederhana yang lebih besar dengan dua tempat tidur berukuran single, kamar mandi sendiri, dan kantor kecil.

Tempat yang tidak biasa ini disiapkan untuk Ratu Margrethe. Sang Ratu, sebenarnya, pernah berkunjung sekali, dan bahkan menyetujui lukisan dinding di kamarnya.

Lounge yang mengkilap mungkin merupakan penunjuk waktu yang paling jelas dari semuanya.

Perabotan, perlengkapan lampu, dan wallpaper, semuanya berwarna hijau zamrud, seperti bagian dari halaman majalah tahun 1970-an.

Di antara rak kaset video dan buku terdapat sentuhan lucu: salinan novel James Bond “From Russia with Love”.

Saat kami berjalan, saya berpikir tentang ketegangan geopolitik dunia Barat saat ini dengan Rusia dan bagaimana pembukaan museum tampaknya sangat tepat waktu.

Perjalanan bawah tanah kami berakhir di dalam kafetaria di mana deretan kap lampu hitam tergantung rendah di atas meja dan kertas dinding dengan foto pemandangan hutan.

Rekaman kicau burung pernah diputar dari mesin kaset, bagian dari peningkatan nyata untuk meningkatkan kenyamanan bagi beberapa pekerja yang kadang-kadang datang ke sini, dan terisolasi jauh di bawah tanah.

Kantin akan memainkan rekaman kicau burung untuk meningkatkan rasa nyaman bagi para pekerja.(AFP/GETTY IMAGES)

 

Setelah itu, saya berlama-lama di pusat pengunjung di mana digelar pameran yang menggali lebih dalam tentang sejarah dan situasi masyarakat pada Era Perang Dingin.

Lalu, saya memasuki Machinist’s House di dekatnya, sebuah properti dengan bata kuning yang khas.

Tempat itu telah diperbaharui dengan dekorasi dan perlengkapan tahun 1980-an, namun pernah menjadi rumah bagi seorang insinyur yang bertugas memelihara bunker.

Dia tinggal di sana bersama keluarganya hingga tahun 2010, dengan fasilitas sangat rahasia tepat di luar halaman belakang rumah mereka.

Fakta bahwa tempat itu tetap tersembunyi selama setengah abad sungguh luar biasa dan saya ingin tahu apa yang dipikirkan penduduk setempat tentang tempat ini.

“Orang tidak sabar untuk turun dan akhirnya melihat apa yang ada di situ,” jawab Frandsen.

“Banyak dari mereka berkata, ‘Saya tahu tentang hal itu’,” Nørbach tertawa. “Tapi jangan percaya mereka.”

Sumber: bbc.com

Dapatkan update berita pilihan terkini di nusantaratv.com. Download aplikasi nusantaratv.com untuk akses berita lebih mudah dan cepat melalui:



0

(['model' => $post])