"Namun saya tidak mencari adrenalin, saya tidak mencari hal yang berbahaya. Saya seperti seorang story teller, saya ingin membuat [cerita] menarik tentang menghadapi tantangan," terang pria kebangsaan Austria itu.
"Saya ingin melakukan sesuatu yang berbeda, bekerja dengan tim yang lebih besar, bekerja dengan beberapa ilmuwan, karena menarik, banyak yang harus dipelajari," tambahnya.
Felix pun mengungkapkan bahwa melompat dari ketinggian 39 km sangat menakutkan jika dibayangkan. Meski begitu, Ia tetap merasa penasaran untuk melakukan aksi super ekstrem tersebut. Sebab, saat itu Felix harus mengatasi pikiran tentang kematian.
Felix menjelaskan untuk mengontrol diri agar tetap tenang dalam situasi tersebut dibutuh metode khusus dengan bantuan psikolog atau ritual tertentu atau persiapan spesial.
"Ya, mungkin ada metodenya, tetapi saya tidak membutuhkannya karena saya sudah lama melakukan hal seperti ini [aksi melompat dari ketinggian ekstrem]. Pikiran saya sudah terlatih untuk menemukan jalan keluar dari situasi itu. Saya telah melakukan ini begitu lama, jadi saya tidak memerlukan metode apa pun, alamiah saja," jelasnya.
Sebagai informasi, melompat dari ketinggian adalah rutinitas Felix Baumgartner. Akan tetapi, melompat dari luar angkasa menjadi pengalaman luar biasa dalam perjalanan hidupnya.
Tercatat pada 1999, pria kelahiran 20 April 1969 itu memecahkan rekor dunia untuk lompatan parasut tertinggi saat melakukannya dari Menara Petronas di Kuala Lumpur, Malaysia. Pada 20 Juli 2003, Felix Baumgartner menjadi orang pertama yang terjun payung melintasi Selat Inggris menggunakan sayap serat karbon khusus.
Pada 12 Desember 2007, Baumgartner menjadi orang pertama yang melompat dari gedung tertinggi di dunia, yakni lantai 91.




Sahabat
Ntvnews
Teknospace
HealthPedia
Jurnalmu
Kamutau
Okedeh