Serang Balik! Putin Paksa Negara Tak Bersahabat Bayar Gas Rusia Pakai Rubel

Nusantaratv.com - 24 Maret 2022

Presiden Rusia Vladimir Putin/ist
Presiden Rusia Vladimir Putin/ist

Penulis: Ramses Manurung

Nusantaratv.com - Presiden Rusia Vladimir Putin membalas perilaku tak bersahabat yang ditunjukkan sejumlah negara setelah Rusia menginvasi Ukraina. Putin memaksa negara-negara tersebut untuk membayar gas Rusia dengan mata uang Rubel.  

Negara-negara tak bersahabat yang dimaksud Putin adalah negara-negara yang menjatuhkan sanksi kepada Rusia atas invasi militernya ke Ukraina. Negara-negara tersebut adalah AS dan sekutunya, negara-negara di Uni Eropa. Uni Eropa sendiri merupakan pelanggan gas alam cair Rusia. 

Saat ini, harga gas di Eropa sudah mahal dengan pasokan yang juga tidak melimpah ruah. Dipastikan kebijakan baru Putin itu akan memperparah krisis energi di benua biru.

"Saya telah memutuskan untuk mengalihkan pembayaran gas alam kita bagi negara-negara yang tidak bersahabat menjadi dalam mata uang rubel Rusia," ujar Putin, Kamis (24/3).

Menurut NPR.org persyaratan baru pembelian gas Rusia bertujuan untuk menopang rubel yang lesu akibat sanksi AS dan negara barat. Terbukti, sesaat setelah Putin mengumumkan kebijakan tersebut, nilai rubel langsung naik terhadap dolar AS dan euro.

Baca juga: Pasukan Rusia di Ukraina Makin Payah, Cuma Punya Makanan-BBM 3 Hari

Terlebih harga gas alam memang tengah melonjak di Eropa. Rusia merupakan pemasok besar, yakni sekitar 45 persen dari impor gas alam Eropa.

Sementara itu, Ketua Institut Energi dan Keuangan di Moskow Marcel Salikhov menyatakan langkah Putin itu sebagai balasan sanksi yang diberikan AS dan negara barat.

"Sulit, mengingat situasi ekonomi saat ini otoritas Rusia tida bisa meninggalkan penjualan minyak dan gas ke negara-negara barat. Anda boleh bilang 'kami (Rusia) tidak mempercayai euro atau dolar AS, tetapi secara ekonomi, uang adalah uang," tutur Salikhov, mengutip CNNIndonesiacom.

Kebijakan Putin terkait gas alam mendapat perlawanan dari AS dan beberapa negara Uni Eropa. Presiden AS Joe Biden dikabarkan mulai melarang impor energi dari Rusia. Meski masih diwarnai perdebatan, negara-negara di Eropa pun mulai mengumumkan rencana serupa, seperti Jerman yang terlalu bergantung dari energi Rusia. Tapi Inggris dan Prancis sepakat membatasi pembelian energi Rusia.

Tarik ulur antara Rusia dengan AS dan sekutunya terkait energi tampaknya akan menimbulkan guncangan pada pasar energi global. Menteri Energi Rusia Alexander Novak, dalam pidatonya di hadapan Duma (legislator Rusia), memperingatkan potensi runtuhnya pasar energi global, dan memprediksi harga energi meroket karena ekspor Rusia yang terhenti.

Dapatkan update berita pilihan terkini di nusantaratv.com. Download aplikasi nusantaratv.com untuk akses berita lebih mudah dan cepat melalui:



0

(['model' => $post])