Ukraina Berjasa dalam Kemerdekaan RI, Indonesia Harus Bantu Hadapi Invasi Rusia

Ukraina Berjasa dalam Kemerdekaan RI, Indonesia Harus Bantu Hadapi Invasi Rusia

Nusantaratv.com - 24 Februari 2022

Puluhan tentara Ukraina tewas akibat serangan militer Rusia/ist
Puluhan tentara Ukraina tewas akibat serangan militer Rusia/ist

Penulis: Ramses Manurung

Nusantaratv.com-Pasukan Rusia telah merangsek ke wilayah Ukraina. Kontak senjata antar kedua negara Eropa Timur itu sudah terjadi. Amerika Serikat dan sejumlah negara lainnya menuding Rusia telah melakukan invasi terhadap Ukraina. 

Bagaimana dengan Indonesia?

Indonesia seharusnya menolong Ukraina dalam menghadapi invasi Rusia. Karena Indonesia dan UKraina memiliki keterikatan sejarah. Negara bekas anggota Uni Soviet tersebut memliki andil dan jasa dalam kemerdekaan Indonesia.

Demikian dikatakan Pengamat Hubungan Internasional Universitas Indonesia, Suzie Sudarman.   

"Kita harus ingat ya, Indonesia itu merdeka dibantu oleh Belarusia dan Ukraina di PBB," ungkap Suzie Sudarman, mengutip CNNIndonesiacom.

"Kita sebagai negara yang pernah mendapat jasa dari rakyat Ukraina dan Belarusia, sebetulnya mempunyai alasan kuat untuk mencoba menjembatani konflik ini agar tidak dikorbankan rakyat Ukraina," imbuhnya. 

Dilansir dari Historia.id, Ukraina adalah negara pertama yang mengusulkan kemerdekaan Indonesia dibahas di Dewan Keamanan PBB.

Dukungan yang diberikan Ukraina memiliki arti yang sangat besar. Sebab, kala itu, Indonesia membutuhkan dukungan minimal satu negara anggota PBB agar permasalahannya dibahas di Dewan Keamanan.

Dmitry Manuilsky yang merupakan ketua utusan pada setiap sidang bersikukuh bahwa Indonesia dalam keadaan bahaya. Berkat usulan Manuilsky, sengketa Indonesia-Belanda kemudian menjadi sengketa internasional sepenuhnya. 

Menurut Suzie Sudarman Indonesia bisa mencoba melakukan diplomasi dengan Rusia untuk menyelamatkan warga Ukraina. Ia mengatakan, warga negara itu bakal menjadi korban konflik kepentingan ekonomi Eropa Barat dan ketakutan Amerika Serikat atas perang nuklir.

Baca juga: Perang Rusia Vs Ukraina Pecah, Bagaimana Nasib 138 WNI di Sana?

Alasan serangan Rusia yang terjadi hari ini, sambung Suzy, salah satu pemicunya adalah arsitektur keamanan dunia yang kini tidak terjaga seperti di era sebelumnya. 

"Karena sebetulnya dunia ini diamankan oleh adanya arsitektur keamanan dunia. Tetapi sejak pecahnya USSR (Uni Soviet), barat kurang menegakkan kembali arsitektur tersebut," ujar Suzie.

Kurangnya keseriusan Barat untuk menegakkan arsitektur keamanan terlihat dari tidak tegasnya mengamankan rasa Rusia terhadap perluasan NATO, misalnya. NATO mulai dari 1999 (bertambah) dengan Rep. Ceko, Hungaria, Polandia, lalu 2004 dengan Bulgaria, Estonia, Latvia, Lithuania, Romania, Slovakia, dan Slovenia. Padahal wilayah tersebut adalah tempat yang mengamankan Rusia.

Pemerintah Indonesia sempat meminta agar Rusia mematuhi hukum internasional terkait dengan kedaulatan wilayah suatu negara.

"Indonesia menegaskan agar ditaatinya hukum internasional dan Piagam PBB mengenai integritas teritorial dan wilayah suatu negara, serta mengecam setiap tindakan yang nyata-nyata melanggar wilayah teritorial dan kedaulatan suatu negara," kata Juru Bicara Kementerian Luar Negeri RI, Teuku Faizasyah, Kamis (24/2).

Namun, masih belum ada sanksi yang diberikan RI untuk menghukum Rusia atas tindakan invasi ini.

Sementara itu, Duta Besar Ukraina untuk Indonesia Vasyl Hamianin meminta Indonesia untuk angkat suara membahas invasi Rusia ini.

"Jadi yang saya harapkan dari Indonesia, adalah untuk berdiri dan berbicara, angkat suara, dengan keras dan percaya diri. Dan suara Indonesia ini akan didengar semua orang, termasuk diktator Kremlin," kata Hamianin.

Hamianin menilai Indonesia memiliki kekuatan yang cukup untuk membuat pendapatnya didengar oleh komunitas internasional.

Dapatkan update berita pilihan terkini di nusantaratv.com. Download aplikasi nusantaratv.com untuk akses berita lebih mudah dan cepat melalui:



0

x|close