Nusantaratv.com-Memasuki hari kedelapan invasi Rusia ke Ukraina, belum ada tanda-tanda konflik bakal mereda. Sebaliknya militer Rusia semakin gencar membombardir kota-kota penting di Ukraina.
Termasuk Kota Mariupol yang terletak sisi selatan Ukraina.
Wali Kota Mariupol, Vadym Boichenko bahkan sampai menyebut pengepungan pasukan tentara Rusia ibarat pengepungan Nazi di St. Petersburg dalam Perang Dunia II.
Mariupol, kota pelabuhan Mariupol yang strategis dan penting di Laut Azov masih diduduki tentara Rusia.
Dilaporkan pengepungan di kota pelabuhan itu semakin masif.
"Mereka mencoba membuat blokade di sini, seperti di Leningrad (sekarang St. Petersburg)," kata Vadym Boichenko.
Boichenko mengatakan pasukan Rusia telah memutus aliran listrik, makanan, air, dan pemanas kota.
Baca juga: Sekelumit Tentang Ukraina yang Pernah jadi Bagian Uni Soviet dan Kini Ingin Dihancurkan Rusia
"Mereka tidak dapat menemukan cara untuk menghancurkan kami. Jadi sekarang mereka mencoba untuk mencegah kami memperbaiki pasokan listrik, air dan pemanas," jelasnya.
Tak hanya itu, pasukan Rusia juga menghancurkan akses koneksi perjalanan kereta api.
Akibatnya pemerintah setempat tidak dapat mengevakuasi warga sipil.
"Kami bahkan tidak bisa membawa yang terluka dari jalanan, dari apartemen, karena penembakan tidak berhenti," tutur Boichenko, tribunnewscom.
Seminggu setelah Rusia meluncurkan invasinya ke Ukraina, pengadilan pidana internasional atau ICC menegaskan sedang mengumpulkan bukti kemungkinan kejahatan perang.
Proses ICC dipercepat setelah 38 negara secara resmi merujuk laporan kekejaman ke sana.
Angka itu merupakan rujukan terbesar yang pernah diterima pengadilan.




Sahabat
Ntvnews
Teknospace
HealthPedia
Jurnalmu
Kamutau
Okedeh