Nusantaratv.com - Putra Mahkota Arab Saudi, Mohammed bin Salman (MbS), menawarkan Riyadh menjadi tuan rumah pembicaraan mediasi antara Rusia dan Ukraina yang saat ini konflik.
MbS menyerukan "solusi politik" antara Rusia dan Ukraina, guna menghentikan pertempuran yang sudah berlangsung delapan hari.
"Putra Mahkota menjelaskan dukungan Kerajaan Saudi untuk upaya mengarah pada solusi politik yang mengarah pada akhir (perang) dan mencapai keamanan dan stabilitas, dan bahwa kerajaan siap melakukan upaya menengahi semua pihak," ucap pejabat kantor berita Saudi, SPA, Kamis (3/3/2022).
Tawaran itu diutarakan MbS yang merupakan pemimpin de facto Saudi, kala menelepon Presiden Rusia Vladimir Putin.
Dalam percakapan itu, MbS turut menegaskan niat Saudi untuk menjaga keseimbangan dan stabilitas pasar minyak dan menyoeoti perjanjian OPEC+.
Saudi dan sebagian besar negara Arab merupakan pengekspor minyak terbesar di dunia karena kedekatan dengan Moskow.
Namun, negara-negara Arab tetap mendukung resolusi Majelis Umum PBB kemarin yang menuntut Rusia segera menarik pasukan dari Ukraina.
Saudi dan Rusia sama-sama anggota OPEC+. Kedua negara memiliki kepentingan untuk menjaga produksi minyak dunia tetap stabil meski harga melonjak imbas invasi di Ukraina.
Harga minyak mentah Brent North Sea melonjak hingga menjadi US$120 per barel.
"Pangeran MbS menegaskan kembali keinginan kerajaan untuk menjaga keseimbangan dan stabilitas pasar minyak, menyoroti perjanjian OPEC+ dan pentingnya mempertahankan perjanjian ini," demikian bunyi laporan SPA, mengutip AFP.
Ukraina terus berada dalam tekanan menyusul gempuran militer Rusia yang semakin menggila di hari kedelapan invasi berlangsung per Kamis (3/3/2022).
Rusia lagi-lagi menggempur sejumlah kota Ukraina, terutama di selatan negara eks Uni Soviet itu. Presiden Vladimir Putin bahkan bersumpah akan terus melancarkan invasi ke Ukraina tanpa kompromi terlepas dari hujanan sanksi dan boikot yang kian mengisolasi Rusia.
Rusia hingga kini juga telah menguasai Kherson. Kherson merupakan salah satu kota penting di Ukraina yang memegang peran strategis. Kota ini berada di jalur masuk dari Laut Hitam dengan populasi hampir 300 ribu jiwa.
Pasukan Rusia pun kian mengepung Mariupol di selatan Ukraina. Perwira militer Ukraina menyebut kondisi Mariupol semakin kritis akibat gempuran Rusia dan dibantu pasukan separatis dari Donetsk sejak Rabu (2/3/2022).
Semenjak invasi berlangsung 24 Februari lalu, sebanyak lebih dari 300 warga sipil Ukraina telah tewas akibat gempuran Rusia di berbagai kota di negara eks Soviet tersebut.




Sahabat
Ntvnews
Teknospace
HealthPedia
Jurnalmu
Kamutau
Okedeh