Ini Alasan Junta Myanmar Dukung Rusia Perangi Ukraina

Ini Alasan Junta Myanmar Dukung Rusia Perangi Ukraina

Nusantaratv.com - 28 Februari 2022

Warga Ukraina korban perang. (Skynews)
Warga Ukraina korban perang. (Skynews)

Penulis: Mochammad Rizki

Nusantaratv.com - Tak semua negara mengecam invasi Rusia ke Ukraina. Buktinya pemerintah Junta Militer Myanmar mendukung serangan Rusia tersebut.

Alasannya demi kedaulatan negara. Dukungan ini diberikan di tengah peningkatan eskalasi pertempuran dan upaya komunitas internasional yang berusaha meredakan krisis di negara Eropa Timur itu.

"Pasukan Rusia sudah melakukan tindakan yang benar untuk mempertahankan kedaulatan mereka," ujar Juru Bicara Junta Militer Myanmar, Zaw Min Tun, dalam pernyataan resmi.

Jubir itu kemudian berkata, "Rusia menunjukkan posisinya kepada dunia sebagai kekuatan dunia."

Rusia kini tengah mengepung dan membombardir Ukraina usai mengumumkan invasi ke wilayah Donbas, Ukraina Timur pada Kamis (24/2/2022) lalu.

Pertempuran makin sengit lantaran pasukan Moskow memaksa masuk ke hampir seluruh wilayah Ukraina. Mengutip AFP, pasukan Kiev berusaha sekuat tenaga untuk mempertahankan wilayah dan negaranya.

Imbas invasi tersebut, menurut data sementara pemerintah Ukraina, tercatat ada 198 korban jiwa dan sebanyak 150 warga dilaporkan mengungsi.

Rusia dan Myanmar sendiri diketahui memiliki hubungan diplomatik yang hangat. Moskow menjadi sekutu utama Naypyidaw dan pemasok senjata bagi militer negara itu.

Pada 2021 lalu, kepala Junta Militer Myanmar, Min Aung Hlaing mengunjungi Rusia dan bertemu dengan eksportir senjata Negeri Beruang Merah, Rosoboronexport di Moskow. Dalam pertemuan tersebut, mereka membahas soal kerja sama militer kedua negara.

Aung Hlaing juga mengatakan kepada Menteri Pertahanan Rusia, Segei Shoigu, bahwa tentara Myanmar menjadi salah satu pasukan terkuat di kawasan itu berkat bantuan Moskow.

Myanmar juga tak terhindar dari konflik. Negara ini juga berada dalam kekacauan usai militer mengkudeta pemerintahan sah pada Februari 2021 lalu.

Militer tidak segan membunuh siapa saja yang menentang kekuasaan mereka. Hingga kini, Asosiasi Bantuan untuk Tahanan Politik Myanmar mencatat 1.528 orang meninggal serta 12.396 ditangkap sejak kudeta.

Dapatkan update berita pilihan terkini di nusantaratv.com. Download aplikasi nusantaratv.com untuk akses berita lebih mudah dan cepat melalui:



0

x|close