Nusantaratv.com - Raksasa teknologi asal Korea Selatan (Korsel) Samsung Electronics bakal menghadapi pemogokan kerja massal.
Hal itu terjadi jika perselisihan perusahaan dengan serikat pekerja mengenai negosiasi gaji menemui jalan buntu. Bila ini terjadi, maka Samsung menghadapi mogok massal untuk pertama kalinya.
Melansir Gizmochina, Jumat (8/3/2024), perselisihan antara Samsung dengan serikat pekerja karena adanya perbedaan soal usulan kenaikan gaji. Serikat Pekerja menuntut kenaikan gaji yang besar, sementara usulan yang disampaikan perusahaan jauh dari harapan mereka.
Disebutkan National Samsung Electronics Union menolak tawaran kenaikan gaji awal yang disampaikan Samsung sebesar 2,5 persen pada mediasi pertama, Februari lalu.
Meskipun Samsung telah merevisi tawaran tersebut dan menawarkan kenaikan sebesar 2,8 persen, termasuk tunjangan tambahan seperti perpanjangan cuti dan layanan kesehatan, namun tawaran tersebut masih jauh di bawah kenaikan yang diinginkan serikat pekerja sebesar 8,1 persen.
Kebuntuan negosiasi sangat berpotensi sebagai pemicu mogok massal. Ini sekaligus menandai momen menentukan dalam 55 tahun sejarah serikat pekerja. Mogok kerja massal juga sempat menghantui Samsung pada 2022. Namun, serikat pekerja memutuskan tidak melakukan hal itu.
Namun, kondisi saat ini memunculkan risiko pemogokan para pekerja yang jauh lebih besar. Potensi pemogokan kerja ini menimbulkan kekhawatiran terkait dampaknya terhadap operasi Samsung dan perekonomian Korea Selatan secara lebih luas.
Perusahaan ini merupakan pemain penting dalam industri teknologi global, dan gangguan yang berkepanjangan dapat menimbulkan dampak yang signifikan. Putaran kedua mediasi antara perusahaan dan serikat pekerja pada 8 Maret ini akan sangat krusial dalam menentukan langkah mencari solusi dari perselisihan tersebut.
Kedua belah pihak menghadapi tekanan untuk menemukan kesepakatan yang mengatasi kekhawatiran serikat pekerja sekaligus menjaga keberlanjutan perusahaan. Kondisi ini harus menjadi perhatian serius. Sebab, hal ini dapat menjadi preseden bagi hubungan perburuhan di Korea Selatan di masa depan.




Sahabat
Ntvnews
Teknospace
HealthPedia
Jurnalmu
Kamutau
Okedeh