Ajaib! Berkat Terapi Berbasis Sel, Wanita Ini Bisa Berjalan Setelah 17 Tahun Lumpuh Akibat Neuropati

Nusantaratv.com - 15 Mei 2022

Ilustrasi wanita menggunakan kursi roda/ist
Ilustrasi wanita menggunakan kursi roda/ist

Penulis: Andi Faisal | Editor: Ramses Manurung

Nusantaratv.com-Keajaiban terjadi pada seorang wanita bernama Kanchan Tahilramani (55) tahun yang menderita neuropati dengan degenerasi aksonal sejak 17 tahun lalu. Akibat penyakit yang dideritanya Kanchan mengalami kelumpuhan dan harus duduk di kursi roda. 

Namun berkat terapi berbasis sel dan rehabilitasi fisioterapi, ibu rumah tangga dari Nagpur, India, kini mampu berjalan bebas tanpa rasa sakit.

Untuk diketahui, neuropati, sering disebut neuropati perifer, sangat umum terjadi dan memengaruhi orang-orang dari segala usia. Tetapi orang lanjut usia (lansia) lebih berisiko mengalaminya.

Kondisi ini menunjukkan adanya masalah di dalam sistem saraf tepi, jaringan saraf di luar otak dan sumsum tulang belakang.

Neuropati terjadi ketika satu atau lebih saraf rusak atau menjadi tidak berfungsi, membuat mati rasa, kesemutan, kelemahan otot, dan nyeri di daerah yang terkena.

Penyakit neuropati yang dialami Kanchan bermula ketika mengalami nyeri kaki yang muncul secara tiba-tiba, hingga membuatnya sulit menggerakkan kaki.

Kondisinya terus memburuk selama bertahun-tahun dan dia tidak bisa berjalan di permukaan yang tidak rata, tidak bisa melakukan pekerjaan sehari-hari dengan mudah, selalu membutuhkan bantuan orang lain, dan kakinya mati rasa.

Cengkeramannya pun mulai melemah dan tidak bisa menahan apa-apa, ada pembengkakan di kedua kaki serta sensasi yang berubah di kaki.

"Saya terkejut dan tidak memahami alasan di balik timbulnya nyeri kaki yang tiba-tiba. Bahkan setelah mencoba berbagai pengobatan rumahan seperti terapi panas dan dingin untuk mengatasi pembengkakan dan peradangan," kata Kanchan.

Kanchan berhasil dirawat oleh tim dokter yang dipimpin oleh Peneliti Pengobatan Regeneratif Predeep Mahajan dari Navi Mumbai, India.

Mahajan menjelaskan bahwa terapi berbasis sel autologus dan obat regeneratif memanfaatkan berbagai sel, faktor pertumbuhan, peptida, dan molekul lain yang menargetkan masalah utama daripada hanya sekadar mengobati tanda dan gejala penyakitnya.

"Dia (Kanchan Tahilramani) disarankan rehabilitasi fisioterapi termasuk latihan penguatan dan latihan peregangan. Peningkatan kemudahan berjalan terlihat pada pasien dalam 10 hingga 15 hari perawatan," jelas Mahajan, mengutip suaracom.

Kanchan juga berhasil menunjukkan peningkatan kekuatan cengkeraman dan sensasi setelah sebulan menjalani fisioterapi.

"Pasien terus menunjukkan perbaikan. Tidak ada tindakan pencegahan khusus, hanya rehabilitasi lanjutan dan tindak lanjut berkala yang disarankan," ujar Mahajan.

Kanchan Tahilramani sekarang dapat berdiri seperti sebelumnya dan berjalan dengan baik tanpa dukungan apapun.

Dapatkan update berita pilihan terkini di nusantaratv.com. Download aplikasi nusantaratv.com untuk akses berita lebih mudah dan cepat melalui:



0

(['model' => $post])